Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, berkunjung ke Plaza Senayan XXI Jakarta untuk menonton film Losmen Bu Broto pada Sabtu (27/11). Setelah menonton, dia mengulas film garapan sutradara Eddie Cahyono dan Ifa Isfansyah itu.
Sandiaga Uno menyebutkan jika film Losmen Bu Broto yang melakukan syuting di Yogyakarta berhasil menampilkan suasana Kota Gudeg tersebut sekaligus dengan keramahan hospitality-nya. Dia juga lantas teringat mengenai sektor wisata yang terpukul pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir.
"Keramahtamahan hospitality dari losmen yang merupakan adaptasi dari homestay atau inn yang sekarang menjadi destinasi unggulan di tengah pandemi yang melanda kita," kata Sandiaga Uno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan yang sama, Sandiaga Uno mengingatkan jika saat ini sektor pariwisata mulai bangkit pasca keterpurukan akibat pandemi covid-19.
Salah satunya adalah bioskop sebagai tempat hiburan dapat kembali beroperasi meski kapasitas penonton per studio belum diizinkan mencapai 100 persen.
![]() |
"Saya mengajak kita semua untuk kembali menonton bioskop," ajak Sandiaga Uno.
Leibh lanjut lagi, Sandiaga Uno menyebut bahwa setidaknya ada lima elemen film ini yang membuatnya jatuh hati.
"Ada musik. Musiknya bagus sekali tadi. Ada kuliner, fashion menarik karena mengangkat kebaya. Yang juga diangkat adalah art dan fotografi. Ini nanti akan kita suarakan mudah-mudahan bisa mengangkat film Indonesia," tutur Sandiaga Uno.
Latar belakang serta sinematografi dari film Losmen Bu Broto, menurut Sandiaga Uno berhasil mengeksplorasi sisi lain Yogyakarta. Biasanya, film yang berlatar di Yogyakarta tak jauh dari Candi Prambanan dan Borobudur.
"Tadi kita lihat Parangtritis. Kota Jogja sendiri dengan spot-spot tadi, merupakan bagian yang dipasarkan bukan hanya fokus ke Candi Borobudur dan Prambanan yang sudah dikunjungi," kata Sandiaga Uno.
"Banyak sekali suasana malam (di Yogyakarta) dan kekeluargaan di home-stay yang dikemas menjadi cerita hangat sekaligus menarik," sambungnya.
(tia/tia)