Industri film dan televisi Korea Selatan - atau kita sebut Korea saja, karena negara di bagian Utara tak pernah mengekspor komoditas hiburan - nampaknya tak pernah kekurangan ide dan cerita. Selalu ada saja gebrakan baru dari mereka. Kali ini kita mendapatkan itu lewat sebuah mini seri yang baru saja dirilis, berjudul The School Nurse Files.
Alkisah dalam The School Nurse Files, di dunia ini ternyata terdapat banyak makhluk gaib, roh, energi, makhluk astral dan sebagainya yang memiliki rupa, bukan seperti umumnya kita ketahui dan bagaimana biasanya mereka ditampilkan, yakni sebagai sosok setan atau monster mengerikan, tetapi dalam semesta yang hadir lewat mini seri enam episode ini, mereka digambarkan memiliki bentuk seperti jeli yang penuh warna, menggumpal, dan menyerupai hewan-hewan lucu, ada yang seperti lumba-lumba, cumi-cumi, bola-bola, tetapi ada juga yang bentuknya cukup menakutkan seperti kodok raksasa, dan sebagainya. Tapi, tak semua orang dapat melihat mereka.
Adalah Ahn Eun-young (Jung Yu-mi, 'Train to Busan', 'Kim Ji-young: Born 1982') yang bekerja sebagai perawat di UKS (Unit Keseatan Sekolah) sebuah sekolah menengah, sedari kecil memiliki kemampuan melihat makhluk-makhluk jeli tersebut yang tak kasat mata bagi sebagian besar manusia lain. Dan kemunculan mereka merupakan pertanda bahwa ada sesuatu yang tak beres, terkadang mengancam nyawa manusia. Ahn dengan kemampuan istimewanya bertekad menolong orang-orang yang dapat dicelakai oleh mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya makhluk-makhluk jeli, Ahn juga dapat melihat apa yang kita sebut sebagai aura pada diri seseorang. Aura baik ia lihat sebagai gelembung udara yang menyelimuti tubuh dan mengindarkan mereka dari segala macam makhluk jeli, sedangkan aura buruk bermacam-macam bentuknya dan terlihat menjijikkan seperti lendir misalnya.
Suatu hari muncul banyak makhluk jeli di sekolah, mengakibatkan banyak siswa di sekolah terpengaruh, sederhananya seperti "ketempelan" atau "kesurupan". Alih-alih meminta pertolongan guru agama yang dapat merapal doa untuk mengusir makhluk-makhluk gaib tersebut, Ahn hanya perlu mengejar mereka dan memukulnya dengan pedang-pedangan yang menyala layaknya mainan anak-anak yang diberi batre, atau ada juga makhluk jeli yang ketika sulit digapainya, ia menembak mereka menggunakan pistol-pistolan! Jika sudah diajar begitu oleh Ahn, makhluk-makhluk jeli tersebut akan terburai hancur, biasanya menjadi gumpalan-gumpalan berbentuk hati lantas menghilang seketika.
Sampai di sini sudah terbayang betapa uniknya mini seri garapan Lee Kyoung-mi ('Crush and Blush', 'The Truth Beneath') ini? Setiap episode berdurasi 50 menit, artinya 10 menit lebih panjang dibanding durasi serial barat pada umumnya. Pada episode pertama diceritakan banyak siswa-siswi yang, katakanlah kesurupan, membuat mereka histeris tak terkendali dan menggiring mereka berbondong-bondong naik ke atap gedung sekolah untuk loncat bunuh diri.
Episode awal mini seri ini saya akui cukup impresif mengantar premis yang penuh misteri, apa yang membuat siswa-siswi di sekolah kesurupan yang mengakibatkan mereka ingin bunuh diri dengan cara loncat dari atap gedung, menjadi pertanyaan yang mengunci saya untuk terpaku mengikuti cerita. Ditambah CGI yang luar biasa aestetik dipadukan dengan sekuen-sekuen action juga tergarap maksimal, episode awal tampil begitu menjanjikan dan penuh kejutan.
Hingga kemudian pembuat mini seri ini gagal untuk terus memberi spektakel dengan kadar keseruan yang sama dengan episode awal, mulai di episode ketiga hingga akhir. Misteri besar penyebab kekacauan di sekolah terkuak di akhir episode awal The School Nurse Files, dan setelah itu cerita seperti jalan di tempat, muter-muter ke sana kemari untuk pada akhirnya kembali ke suatu hal yang sudah ditemukan dan dapat dpecahkan di episode awal.
Problem terbesar yang dialami mini seri The School Nurse Files ialah, penulisan skripnya tidak mengakomodasi penceritaan satu episode dengan satu permasalahan atau premis tertentu yang mesti usai atau menggantung (cliff hanger) di setiap akhir episode. Penulis skrip malah terkesan menulis sebuah kisah utuh yang berjalan selama 300 menit, lantas baru pada tahap editing 300 menit tersebut dipotong-potong menjadi enam bagian dengan masing-masing berdurasi 50 menit.
Bila bukan karena penampilan sang aktor utama, Jung Yu-mi, yang sebelumnya sempat memukau kita lewat penampilan terbaiknya dalam film seperti 'Kim Ji-young: Born 1982' (2019), dan bagi penikmat film Korea militan, pasti tak akan melupakan penampilannya di film 'A Bittersweet Life' (2005), menyaksikan mini seri - walau cuma enam episode ini - bakal terasa melelahkan, lantaran struktur penulisan skripnya tadi, yang tak didesain selaiknya skrip mini seri mesti ditulis dengan ciri khasnya. Tanpa Jung Yu-mi yang bermain pol-polan di sini, juga pekerjaan mengesankan dari tim yang menangani CGI-nya, The School Nurse Files bisa jadi kurang layak untuk diberi atensi.
Alas, potensi besar yang dimiliki mini seri The School Nurse Files untuk tampil stand out dengan ide cerita yang segar dan didukung jajaran pemain yang baik, sialnya terganjal skenario yang tak tergarap baik. Banyak sekali adegan panjang yang dapat di-trim, banyak sekali keganjalan yang tak terjelaskan, dan banyak pula subplot yang tidak signifikan mengarahkan cerita ke suatu arah mana pun, selain hanya untuk mengisi slot durasi saja. Bila itu semua tertangani, durasi yang lebih pendek, dan sebagian adegan panjang yang tak perlu, dihilangkan, barangkali mini seri bakal mencapai potensi terbaiknya. Sayang sekali, sebuah kesempatan baik yang tersia-siakan.
Berbagai film dan series lainnya bisa kamu saksikan di Mola TV.
(dar/dar)