Jejak Glenn Fredly di Balik Layar Lebar

Jejak Glenn Fredly di Balik Layar Lebar

Tim detikcom - detikHot
Kamis, 09 Apr 2020 09:53 WIB
Surat dari Praha
Foto: gusmun
Jakarta -

Glenn Fredly tak cuma dikenal di industri film sebagai musisi pengisi soundtrack. Dirinya juga ambil bagian di proses belakang layar.

Dalam beberapa film, dirinya berperan sebagai produser. Hal itu ia lakoni usai mengantar 'Cahaya dari Timur: Beta Maluku' di 2014.

"Saya sangat menikmati menjadi produser. Tapi musiknya nggak ditinggalin tentunya. Ini komitmen saya kalau film dan musik harus jalan bersama," ujar Glenn dalam wawancara di 2015.

Bersama sutradara sekaligus sahabatnya, Angga Dwimas Sasongko, Glenn sempat memvisualkan kisah karangan Dee Lestari, 'Filosofi Kopi' juga 'Surat dari Praha'.

Poster Film 'Surat dari Praha'Poster Film 'Surat dari Praha' Foto: Visinema Pictures



Dalam kisah seorang pelarian politik di tahun 1960-an itu, Glenn juga menyumbangkan dua lagunya untuk diadaptasi menjadi gambar bergerak di film yang dibintangi Julie Estelle dan Tio Pakusadewo ini.

Lagu tersebut yaitu 'Sabda Rindu' dan 'Nyali Terakhir'.

Film yang diproduserinya itu sempat jadi kontroversi mana kala dianggap plagiat dari sebuah novel karya penulis Yusri Fajar. Namun Glenn menegaskan, kisah film ini berbeda.


Baca juga: Glenn Fredly Sembunyikan Rasa Sakit dari Keluarga

Kesamaan novel dan judul diungkapkan Glenn kala itu sebagai kebetulan. Film ini diklaim sebagai retrospektif Angga Dwimas Sasongko sebagai sutradara kepada Glenn dan karyanya.

"Ini berbeda content. Nanti kalau sudah rilis bisa dilihat sendiri," kata pria yang sebelumnya memproduseri 'Cahaya dari Timur Beta Maluku' itu.

"Kekuatan film ini dari bagaimana Angga menerjemahkan dua lagu yang saya tulis untuk film ini," jelas Glenn lagi kala itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Baca juga: Sederet Aksi Kemanusiaan Glenn Fredly Hingga Hari-hari Terakhir Hidupnya

Film ini sempat jadi wakil Indonesia untuk seleksi ajang penghargaan Oscar di 2017. Sebagai produser, Glenn pun tak bisa menutupi rasa bahagianya.

"Ini suatu suatu kebanggan bersama. Dari awal film ini dikerjakan semangatnya sebagai bentuk kami ingin bercerita kepada generasi hari ini bagaimana semua berangkat dari lagu dan dipertemukan dengan background sejarah," tuturnya.




(doc/wes)

Hide Ads