Menurut Produser Falcon, Frederica, hal itu jadi kebanggaan tersendiri karena dapat dipercaya oleh pihak Pram untuk memfilmkan 'Perburuan'. Sebab, Pram tak mau main-main untuk mengangkat karyanya ke media lain.
"Kita memiliki niat tulus untuk mengangkat karya-karya Pram ke layar lebar. Bayangkan, sudah banyak yang ingin mengangkat karya Pram, ke layar lebar, namun akhirnya Falcon bisa merealisasikannya. Tahun 2019 ini, bertepatan dengan hari Kemerdekaan kita akan merayakan bulannya Pram," ujar Frederica sang produser dalam rilis poster di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2019).
Angga, cucu Pramoedya Ananata Toer, juga menceritakan kisah di balik lahirnya novel 'Perburuan'. Saat itu, tahun 1949, Pram tengah dalam masa hukuman oleh Belanda tepatnya di penjara Bukit Duri dan menulis naskah novel tersebut.
![]() |
Naskah tersebut pun diselundupkan keluar penjara oleh Prof GJ Resink sehingga sampai ke tangan HB Jasin. Naskah tersebut pun lantas disayembarakan ke Balai Pustaka sampai meraih juara satu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Richard Oh selaku sutradara, merasa mendapatkan kehormatan dalam menggarap 'Perburuan'. Namun bukan tanpa kesulitan, Richard Oh harus menangkap jiwa karya sastra Pramoedya Ananta Toer yang sangat kental sebagai acuan.
"Setiap karya adaptasi seperti 'Perburuan' dari karya Pramoedya Ananta Toer mesti bisa menangkap jiwa karya dan acuan penulisnya. Karya film ini adalah sebuah karya tersendiri atas sebuah karya yang sudah diketahui banyak orang. Ia memperluaskan, menambah nilai intrepretasi terhadap karya asli," beber Richard Oh.
'Perburuan' diperankan oleh Aditpati Dolken (Hardo), Ayushita (Ningsih), Ernest Samudra (Dipo), Khiva Ishak (Karmin), dan Michael Kho (Shidokan).
'Perburuan' mengisahkan kehidupan Hardo, tentara PETA yang diburu oleh tentara Jepang. Film ini pun akan tayang di bioskop pada 'Bulan Pram' yakni 15 Juni 2019 mendatang.
(fbr/nu2)