Live-action itu memperlihatkan sosok makhluk mirip tikus ditutupi bulu kuning. Penampakan itu juga yang bikin penggemar resah, karena mereka berpikir Pikachu tak benar-benar berbulu.
"Bagaimana tidak berbulu? Nanti jadinya kayak benda kuning yang sulit ditemukan, hal yang paling mengganggu di dunia," kata visual effect, Erik Nordby.
Konflik di awal penggarapan itu tentu saja menjadi tantangan yang harus dihadapi tim kreatif di belakang film tersebut. Terlebih ini juga merupakan film perdana live-action dari sejarah Pokemon selama 24 tahun, sebuah serial anime dan video game Jepang yang sangat populer di era 90'an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun untuk menggarap sebuah animasi hewan seperti dalam 'The Jungle Book' tentu hal yang lebih mudah diterima. Tapi mengubah makhluk fiksi yang dikagumi tentu hal lain. Terlebih makhluk Pokemon juga punya banyak ketidakmungkinan fisik.
"Cara karakter-karakter itu digambarkan tak membuat mereka nyata. Rasio bola mata dengan kepala, rasio anggota tubuh dengan tubuh, semua ini adalah tantangan yang harus didekati," kata Nordby.
Nordby mengatakan ada sekitar 25 Pokémon yang dihilangkan selama proses syuting karena dianggap terlalu rumit untuk diterjemahkan. Sawk misalnya, dibuang karena animator gagal mengadaptasi tekstur pakaian yang terinspirasi dari Judo.
Sampai akhirnya, tim menyelesaikan sekitar 65 Pokemon yang akan muncul dalam film. Mereka pun mulai mencoba memecahkan teka-teki anatomi mereka.
"Kami akan membangun mereka seolah-olah mereka adalah hewan yang sebenarnya," kata Nordby.
(nu2/doc)