Garin Nugroho panjang lebar memberikan tanggapan atas kontroversi yang diterima film besutannya, 'Kucumbu Tubuh Indahku'. Sebelumnya, ada petisi yang muncul melarang film ini tayang di bioskop.
Meski menurutnya, pelarangan itu salah alamat, namun Garin tidak kaget dengan reaksi yang ada. Ia bahkan menilai isu sensitif dan kontroversi dalam film dapat mendewasakan pola pikir masyarakat.
"(Tidak kaget) karena tahu film-film saya menawarkan isu sensitif. Tetapi kalau dilihat, karya saya mendewasakan karena menjadi dialog terus menerus," kata Garin saat ditemui di Cilandak, Jakarta Selatan.
Bagi Garin, penonton Indonesia perlu bisa belajar untuk menerima isu sensitif dengan kepala terbuka. Maka yang ia harapkan sebenarnya dari adanya pro dan kontra terhadap filmnya adalah diskusi yang sehat dan membangun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan adanya rasa bijak dan keberanian, menayangkan isu sensitif terhadap warga negara dan membuat film itu membuka diskusi-diskusi, maka fungsi film menjadi berguna," tuturnya.
'Kucumbu Tubuh Indahku' yang berjudul bahasa Inggris 'Memories of My Body' ini sempat tayang di berbagai negara. Sebelum resmi hadir di bioskop Tanah Air, film ini telah mampir ke berbagai festival di Busan, Napoli, Miami, Hawaii, Kolkota, Italia, Prancis, Singapura, Australia, Yogyakarta, dan Rotterdam Desember lalu.
Kisah tentang seorang penari Lengger bernama Juno ini juga menayangkan filmnya secara world premiere di La Biennale Venice Film Festival di Agustus 2018 serta meraih penghargaan Cultural Diversity dari UNESCO.