Film terbaru Garin Nugroho, 'Kucumbu Tubuh Indahku' menjadi sorotan. Muncul petisi untuk menolak film ini tayang di bioskop karena dianggap LGBT.
Petisi tersebut muncul dua hari lalu di change.org. Menanggapi hadirnya petisi tersebut, Garin Nugroho buka suara.
Ia memberikan pernyataan sebagai berikut:
"Petisi untuk tidak menonton film "Kucumbu Tubuh Indahku" lewat ajakan medsos, tanpa proses dan ruang dialog, bahkan tanpa menonton telah diviralkan di media sosial. Penghakiman massal lewat media sosial berkali terjadi pada karya seni dan pikiran atas keadilan. Gejala ini menunjukkan media sosial telah menjadi medium penghakiman massal tanpa proses keadilan, melahirkan anarkisme massal.
Kini petisi penolakan film ini sudah ditandatangani oleh 750 akun lebih. Mereka berharap bisa sampai angka seribu tandatangan.
Garin Nugroho pun menanggapi petisi tersebut. Ia menilai, munculnya petisi ini seperti dilakukan secara sepihak.
"Banyak komentar sangat positif, justru kritik saya terkeras adalah petisi tanpa dialog dan menonton menjadi anarkhisme massa. Petisi yang menjadi anarkhisme masa karena sebagian tak melihat adalah penghakiman massal tanpa keadilan," kata Garin kepada detikHOT.
Garin berharap, pesan-pesan dari kegelisahan hal-hal tersebut dapat tersampaikan tanpa adanya penghakiman lewat petisi yang muncul kali ini.
"Anarkisme massa sangat mengancam kebebasan berekspresi. Jika dibiarkan, akan menjadi demokrasi serba massal tanpa kualitas, akibatnya toleransi bangsa menurun," kata Garin.
Tonton juga video Instagram Pangeran Brunei Dihujani Pelangi: