Melalui penelusuran detikHOT, Senin (19/5/2014), ditemukan jawaban ternyata 'The Vanishing Act' sudah memulai debutnya di festival film nomor wahid se-dunia, Cannes Film Festival 2014 yang diadakan 14-25 Mei 2014. Tentu saja hal tersebut menyedot kontroversi dari banyak pihak.
Namun, sang sutradara bertahan pada argumennya dengan menyatakan 'The Vanishing Act' bukan sebuah kontroversi, melainkan hanya sebuah thriller meskipun mengambil referensi dari kasus MH 370. Bahkan sutradara berusia 35 tahun itu juga menegaskan bahwa filmnya tidak akan menyingungg siapapun, termasuk keluarga korban dan maskapai penerbangan terkait.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memberikan sanggahannya, Rupesh Paul lalu membeberkan bahwa dirinya tidak serta merta berjalan sendiri. Ada banyak sponsor dari Asia yang justru mengaku mendukung 'The vanishing Act'.
"Kami memiliki pasat yang besar di Asia. Perusahaan-perusahaan Malaysia dan Tiongkok itu bekerjasama dengan kami. Bukan kami yang mendekati mereka, tapi mereka yang datang," tegasnya.
Tidak hanya bicara tanpa bukti, Rupesh Paul pun langsung meluncurkan video trailer dari 'The Vanishing Act'. Video berdurasi satu menit lebih itu menggambarkan keadaan pesawat MH 370 yang secara tiba-tiba mengalami hilang kendali di tengah-tengah ketinggian 30 ribuan kaki.
Di sisi lain, ada sisipan-sisipan drama percintaan antara sesama pramugari dan pramugara. Serta drama lainnya di bangku penumpang. DIjadwalkan, 'The Vanishing Act' siap ditonton oleh umum Agustus mendatang.
(hap/mmu)