'The Host': Ketika Alien Jatuh Cinta

'The Host': Ketika Alien Jatuh Cinta

- detikHot
Selasa, 02 Apr 2013 15:31 WIB
Jakarta - Pada suatu kala nama Andrew Niccol pernah disebut-sebut sebagai sutradara yang bermasa depan cerah. Debut penyutradaraannya lewat sebuah film sci:fi berjudul 'Gattaca' membuatnya terkenal seketika. Belum cukup dengan itu, Niccol juga membantu Jim Carrey menunjukkan sisinya yang lain dalam sebuah drama brilian berjudul 'The Truman Show'.

'S1m0ne' dan 'Lord of War' memang cenderung mediocre. Tapi, comeback-nya lewat 'In Time' yang dibintangi oleh Justin Timberlake dan Amanda Seyfried-lah yang mulai membuat nama Niccol yang tadinya mengesankan menjadi meragukan. Sampai akhirnya judul 'The Host' muncul sebagai karyanya yang paling baru.

'The Host' yang merupakan adaptasi paling anyar dari novel sci:fi karya Stephenie Meyer, penulis yang berhasil menciptakan histeria di seluruh dunia terutama di kalangan perempuan remaja atas vampir ber-glitter. Tentu saja ini sudah menjadi kabar yang lumayan buruk bagi nasib Niccol di perfilman. Dan, ternyata memang 'The Host' merupakan mimpi buruk dalam level yang baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sebuah masa depan yang tidak begitu jauh, Bumi terasa damai. Tidak ada lagi perang. Jalur Gaza nampak aman-aman saja. Irak dan Palestina seperti dua sahabat yang tidak pernah berseteru. Manusia sepertinya tidak pernah mendengar Occupy Wallstreet. Para manusia hidup berdampingan satu sama lain dengan bahagia. Semuanya tampak sempurna kecuali bahwa manusia-manusia ini bukanlah manusia yang kita kenal. Mereka "dihuni” "leh makhluk luar angkasa dan manusia asli sudah mulai punah.

Tokoh utamanya adalah seorang perempuan muda bernama Melanie Stryder (Saoirse Ronan) yang sedang dalam pelarian bersama adiknya, Jamie (Chandler Canterbury), agar mereka tidak diculik untuk kemudian badan mereka dihuni oleh alien. Sayang sekali, dalam perjalanan Melanie tertangkap, dan apa boleh buat akhirnya badannya dihuni oleh makhluk alien bernama Wanderer (atau Pengembara).

Wanderer diutus oleh Seeker (atau Pencari, diperankan oleh Diane Kruger) untuk mencari informasi dalam kepala Melanie tentang informasi para pemberontak. Wanderer melakukannya. Masalahnya, meskipun tubuhnya kini telah dihuni Wanderer, Melanie tidak pernah menyerah. Sehingga ada dua kepribadian dalam satu tubuh. Sementara Wanderer mencoba untuk mengorek informasi, Melanie berteriak-teriak dalam kepalanya, mencegah hal itu untuk terjadi.

Wanderer ternyata tidak seperti alien lain. Alien yang berusia hampir satu milenium itu berusaha keras untuk memahami manusia dan terkejut dengan kompleksitas kehidupan di Bumi. Wanderer pun akhirnya setuju dengan ajakan Melanie untuk mencari pamannya, Jeb (William Hurt), di sebuah gurun pasir yang gersang. Sampai di sana Wanderer/Melanie bertemu dengan dilema baru yang tidak terpikirkan sebelumnya: Jared (Max Irons) yang merupakan cinta Melanie dan cowok bernama Ian (Jake Abel) yang sepertinya menaruh hati kepada Wanderer. Dan cinta segitiga yang rumit pun dimulai.

Sesungguhnya, kesalahan utama 'The Host' bukanlah pada Andrew Niccol. Sebagai sutradara yang lumayan berpengalaman, Niccol menampilkan 'The Host' dengan cukup stylish. Gedung-gedung yang berkesan futuristik, jalanan yang bersih dan kendaraan manusia yang serba metalik adalah sejumlah contoh yang membuat 'The Host' terlihat cukup menarik. Kostum para Seeker dan Healer pun juga lumayan mengesankan walaupun tidak sekeren kostum buatan Coleen Atwood dalam 'In Time'.

Kesalahan utama 'The Host' adalah pada sumbernya yang tak lain dan tak bukan adalah novel Stephenie Meyer itu sendiri. Tidak ada yang salah dengan membungkus sesuatu yang lama dengan ide yang baru. 'Warm Bodies' melakukannya dengan cukup sukses belum lama ini, dengan ide bahwa zombie bisa jatuh cinta. Namun, 'The Host' yang berusaha meromansakan 'The Invasion of Body Snatchers' gagal dalam upayanya menunjukkan itu.

Stephenie Meyer (didukung dengan skrip Andrew Niccol yang sangat bertele-tele) bahkan tidak yakin apakah para alien itu makhluk baik atau jahat. Ini bukanlah upaya Niccol (atau Meyer) untuk membuat para alien ini sebagai makhluk abu-abu, tapi memang pada dasarnya mereka tidak tahu apakah alien ini baik atau buruk.

Para alien itu tidak melakukan apa-apa kecuali "meminjam" tubuh manusia, dan efeknya dunia menjadi tempat yang lebih baik. Para alien digambarkan saling bersikap sopan satu sama lain. Dalam sebuah adegan Wanderer berkata kepada Melanie bahwa "alien selalu jujur kepada sesamanya." Hampir tak ada hal negatif pada kehidupan alien dan manusia secara keseluruhan kecuali bahwa manusia tidak bisa merasakan cinta lagi. Dan itu merupakan hal yang buruk menurut Stephenie Meyer.

Dan, yang lebih menyebalkannya lagi, 'The Host' bukanlah film sci:fi yang mempunyai misi penting, misalnya perjuangan manusia untuk mendapatkan tubuh mereka lagi atau lari dari alien seperti dalam 'The Invasion of Body Snatchers' atau 'The Faculty'. 'The Host' justru fokus kepada jeritan hati Melanie/Wanderer yang bingung mau mencium cowok yang mana.

Tapi, untunglah Saoirse Ronan yang pernah mendapatkan nominasi Oscar lewat perannya di 'Atonement' tampil cukup mengiba sebagai Melanie/Wanderer. Walaupun tidak menolong banyak. Cukup susah bagi seorang aktris muda untuk membawakan dua peran dalam satu tubuh. Yang satu hanya dalam ekspresi, satunya lagi harus diucapkan pada diri sendiri seperti orang gila. Dan, Ronan melakukannya dengan cukup natural.

Max Irons dan Jake Abel yang berperan sebagai love interest Melanie/Wanderer tidak berkontribusi apa-apa selain tampil tampan di layar. Diane Kruger juga tidak membantu apa-apa. Sebagai satu-satunya tokoh yang seharusnya menyusahkan Saoirse Ronan, Kruger tidak seberingas yang diharapkan. William Hurt yang memerankan karakter yang tidak menarik justru tampil cukup mengesankan.

'The Host' adalah film remaja (dan terutama film adaptasi) yang buruk. Namun, film ini mungkin akan tetap saja menarik perhatian jutaan perempuan ramaja sedunia yang fantasi terbesarnya dicicum dua cowok ganteng bergantian. Dirilisnya 'The Host' merupakan tanda bahwa semua buku Stephenie Meyer telah diadaptasi ke layar lebar. Kabar baiknya: kita sepertinya tak akan melihat lagi film adaptasi dari buku Stephenie Meyer dalam waktu yang dekat.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

(mmu/mmu)

Hide Ads