'Sinema Purnama' Tawarkan Empat Cerita Berbeda

'Sinema Purnama' Tawarkan Empat Cerita Berbeda

- detikHot
Selasa, 10 Apr 2012 10:26 WIB
Jakarta - Setelah 'Dilema' dan 'Hi5teria', satu lagi film omnibus yang siap meluncur ke bioskop Tanah Air. Empat sutradara muda mengemas 'Sinema Purnama' dalam empat buah cerita dengan gaya penyutradaraan yang unik satu sama lain.

Menurut sutradara Pandu Birantoro yang filmnya 'The Kiosk' masuk dalam omnibus tersebut, kesengajaan menawarkan empat gaya bercerita dan rasa berbeda dalam 'Sinema Purnama' dimaksudkan untuk memberikan keragaman nuansa dalam satu film. Ia berharap penonton bisa merasakan kekayaan dan atmosfer berbeda-beda melalui satu medium film yang memiliki cerita ringan.

"Film The Kiosk adalah sebuah film yang sudah lama saya impikan untuk dibuat, tetapi entah kenapa baru sekarang saya mendapatkan keberanian dan waktu untuk membuatnya. Film The Kiosk buat saya adalah sebuah eksplorasi ruang yang apapun yang terjadi, waktu seperti tidak berubah atau dipaksa tidak berjalan," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

'Sinema Purnama' direncanakan tayang perdana pada 26 April 2012 di Blitzmegaplex Pacific Place. Berikut ini empat buah film yang tergabung dalam 'Sinema Purnama':

1. Dunia Paruh Waktu

Arman adalah seorang penghobi foto yang sangat menyukai objek langit. Suatu hari, ia diberikan sebuah kamera foto analog oleh kekasih yang baru menjadi tunangannya, Rani. Kenyataannya adalah kamera tersebut bisa membawa Arman ke masa lalu, ketika langit masih sangat bersih, tidak terkontaminasi oleh teknologi dan perkembangan yang dibuat manusia. Namun, pertemuan Arman dengan Marni, seorang janda dari masa lalu, membuat Arman menyadari sebuah kenyataan yang mengharuskan Arman harus menentukan pilihan besar yang tidak hanya merubah dirinya, namun juga orang lain yang ada di sekitarnya.

Co-Producer: Abdul Dermawan Habir

Sutradara: Radian ‘Jawa’ Kanugroho

Pemain: Andrie Rizky, Maryam Supraba, Naya Anindita

2. Sinema Purnama

Ahmad berusaha keras untuk menyelenggarakan Festival Film Jihad sebagai dakwahnya agar dapat menjadi seperti Ustad Mahmud, yaitu mendapatkan cinta. Namun film-film yang dipilihnya cenderung beraliran keras sehingga tidak ada yg tertarik datang kecuali seorang wanita bernama Mba Sari. Ahmad meminta bantuan Mba Sari untuk membenahi festivalnya sebelum berakhir 4 hari kemudian.

Mereka berdua menemukan semangat di dalam diri mereka sampai saat ketika Ahmad diajak untuk menyerang perkumpulan doa kaum kafir oleh temannya. Ajakan ini membawa konsekuensi besar pada festival film Ahmad dan Sari.

Co-Producer: Harya Sekar Giwangkara

Sutradara: Andra Fembriarto

Pemain: Said Satriyo, Lisa Syahtiani

3. Kiosk

Bagas adalah penulis muda sekaligus pemilik toko buku yang sedang berusaha menerbitkan tulisannya. Suatu siang, Bagas bertemu kembali dengan teman masa kecilnya, Dorinda. Sebuah dialogue driven film (atau film yang mengutamakan dialog antar karakternya), Kiosk mengikuti percakapan dua sahabat ini dalam sehari dimana mereka mengupas arti cinta, hubungan, dan bermain dengan batasan persahabatan dan kasih sayang.

Co-Producer: Tim Matindas & Ananda Moechtar

Sutradara: Pandu Birantoro

Pemain: Tim Matindas, Ananda Moechtar

4. Dongeng Ksatria

Seorang anak berumur 10 tahun, Gibran ditantang oleh geng kompleksnya, The Last Boyz untuk masuk bersama mereka ke sebuah rumah kosong yang angker. Saat berada di dalam, Gibran terpental ke dimensi lain yang membuatnya dikejar oleh bayangan hitam. Tetapi kemudian ia diselamatkan oleh seorang gadis yang tidak memiliki nama. Gibran lalu memberi nama Kartini kepadanya. Merasa berhutang budi, Gibran berjanji akan mencarikan Kartini jalan pulang.

Co-Producer: Naya Anindita

Sutradara: Ray Nayoan

Pemain: Jamie Soekarna, Dolfry Indasuri



(ich/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads