Mira dan timnya telah melakukan observasi serta mencari referensi sebagai persiapan pra produksi selama dua tahun terakhir. Sementara soal bujet yang mencapai Rp 20 miliar, produser berusia 47 tahun itu ingin memberikan yang terbaik untuk film tersebut.
"Karena itu setnya antara 1875 sampai 1905. Butuh banyak dana untuk menyiapkan kostum, set dan sebagainya. Untuk referensi juga ngeluarin dana development," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi belum dikunci siapa pemeran utamanya. Tinggal nunggu duit," katanya seraya tersenyum.
Mira mengaku tertarik mengadaptasi 'Bumi Manusia' karena memiliki cerita bagus tentang bibit intelektual muda Indonesia sebelum era Budi Utomo. Buku tersebut ditulis Pramoedya Ananta Toer ketika masih mendekam di Pulau Buru pada 1975 silam.
Meskipun sempat dilarang beredar, Bumi Manusia telah menuai sukses dengan 10 kali cetak ulang dalam setahun pada 1980-1981. Sampai tahun 2005, buku ini telah diterbitkan dalam 33 bahasa.
(ich/hkm)