Film 'Turah' Berkompetisi di Singapura dan JAFF-Netpac Asian Film Festival

Film 'Turah' Berkompetisi di Singapura dan JAFF-Netpac Asian Film Festival

Bagus Kurniawan - detikHot
Senin, 28 Nov 2016 16:15 WIB
Foto: Istimewa
Yogyakarta - Setelah film 'Siti' berhasil meraih film terbaik FFI 2015, kini Fourcolours Films merilis film berjudul 'Turah'. Turah akan melakukan world premiere-nya sekaligus berkompetisi hari ini, Senin (28/11) di 27th Singapore International Film Festival. Selanjutnya, Selasa (29/11) besok akan berkompetisi di 11th JAFF-Netpac Asian Film Festival di Yogyakarta.

Film berdurasi 83 menit ini diproduseri oleh Ifa Isfansyah. Mengambil latar di sebuah kampung di Tegal, Jawa Tengah, film ini disutradarai oleh Wicaksono Wisnu Legowo yang tahun lalu mendapatkan penghargaan spesial dari Dewan Juri FFI untuk film pendeknya berjudul 'Tobong'.

"Film ini berbeda dengan kebanyakan film Indonesia saat ini. Salah satunya dialog yang menggunakan bahasa Tegal," ungkap Humas Fourcolours Films, Narina Saraswati kepada wartawan, Senin (28/11/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Narina, film Turah dikerjakan dalam waktu kurang lebih satu minggu. Pembuatan film ini juga melibatkan para seniman Tegal, seperti Yono Daryono, Ubaidillah dan Slamet Ambari.

"Film ini menceritakan kerasnya persaingan hidup yang menyisakan orang-orang kalah di Kampung Tirang. Mereka dijangkiti pesimisme dan diliputi perasaan takut," katanya.

Yono Daryono berperan sebagai Darso, seorang juragan kaya yang telah memberi lingkungan sekitarnya 'kehidupan'. Pakel (Rudi Iteng), seorang sarjana penjilat di lingkaran Darso yang pintar membuat warga kampung makin bermental kerdil sehingga dengan mudah diperdaya untuk terus mengeruk keuntungan.

Tokoh Turah (Ubaidillah) dan Jadag (Slamet Ambari) merupakan tokoh yang berusaha melawan rasa takut. Mereka ingin meloloskan diri sekuat tenaga dari situasi di Kampung Tirang, agar tidak lagi jadi manusia kalah.


(bgs/mmu)

Hide Ads