Warna-warni panggung musik Indonesia punya katalog band yang unik sejak pertama kali terkenal di 2009 dengan lagunya yang jenaka, tapi tampang seram seperti namanya. Kuburan Band, band multi-genre yang kerap tampil dengan dandanan ala personel KISS.
Kuburan Band lahir pertama kali di Bandung pada 2001. Pilihan identitasnya, membuat mereka mendapatkan sorotan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'C, Am, ke D, ke C lagi,' nyanyi mereka dalam lirik Lupa-Lupa Ingat yang populer sampai hari ini. Lagu hits lainnya seperti A Letter to Euis yang juga mencicipi panggung nasional.
Pada 2011, Kuburan Band kemudian mengganti namanya menjadi The Kubs. Mereka coba peruntungan dari katanya kebosanan sehingga ingin menampilkan perubahan. Sekaligus penanda satu dekade berkarya.
Baca juga: Kuburan Band Pilih Gimmick Daripada Duit |
Dirasa kurang mumpuni, kini pada perjalanan 10 tahun lagi setelahnya, Denny, Raka dan teman-teman, kembali dengan bendera Kuburan Band. Merilis sejumlah karya baru sejak 2019 sampai yang terbaru sebuah mini album bertajuk Jass Friend yang terbit tahun ini.
Lantas apa bedanya Kuburan Band di awal dahulu, The Kubs dan Kuburan Band hari ini?
Datang menjadi bintang tamu di program Main Stage detikcom, banyak terlihat perubahan dari Kuburan Band. Wajah masih tetap dilukis, tapi warna baju sudah lebih berwarna. Musiknya? Jika merujuk pada komentar warganet untuk mini album mereka, katanya Kuburan Band kini main musik senja.
Mini album Jass Friend ternyata bukan sekadar nama tapi juga warna lagunya. Kanebo Kering, Saldo Bank dan Bahagia Tanpamu bernuansa sama yang sering kita bilang musik jazz. Musiknya terdengar mendayu khas suara-suara jazz, tapi liriknya, masih konyol seperti biasa.
"Sebenernya tiap tahun kan kita merilis lagu ya dengan genre-genre yang berbeda. Ada yang pop punk, ada yang agak keras, ada yang dangdut juga. Nah yang untuk sekarang Kita langsung rilis tiga lagu karena memang senada aja, nuansanya itu sama," buka pemain bass, Denny kepada detikcom.
"Kira-kira memang Ingin memperkenalkan musik Kuburan yang di luar kebiasaan. Sebetulnya kita hanya memainkan musik yang kita suka. Kalau menurut masyarakat tahunya itu jazz, kita ikut saja," timpal gitaris Raka.
Detikers bisa mendengarkan langsung lagu-lagu dalam mini album tersebut di berbagai layanan streaming musik. Musik videonya juga sudah tersaji lengkap di YouTube. Sangat beda dari lainnya, musik video dari tiga lagu itu menjadi satu kesatuan video. Berdurasi 12 menit yang menggambarkan cerita utuh makna lagu-lagunya.
"Mini album ini memang serius penggarapannya. Kayak di lagu Bahagia Tanpamu itu kita kerja bareng sama gitarisnya Ecoutez. Cuma memang liriknya sih meman agak nggak bermakna lah ya. Intinya, si penampilan ini nggak membatasi genre," sambung Denny lagi.
![]() |
Mengenai predikat senja yang kemudian ditempel pada mereka, Kuburan Band juga tak mau ambil pusing. Kuburan Band punya jawaban sendiri yang juga sama uniknya dengan penampilan mereka.
Dengarkan jawaban mereka selengkapnya tentang bermusik senja di kuburan itu pada tautan podcast dan video wawancara di dalam artikel ini.
(mif/dar)