Dalam kunjungannya ke kantor detikHOT beberapa waktu lalu, trio yang beranggotakan Rayi Putra Rahardjo (Rayi), Anindyo Baskoro (Nino), dan Astono Andoko (Asta) ini memang mengakui adanya upaya untuk memperkaya lagu dengan tema-tema yang belum pernah mereka sentuh sebelumnya.
"Sebenernya di setiap album kita pasti menyisipkan lagu-lagu yang temanya bukan tentang cinta sih. Cuma ya kalau misalnya ditanya upaya untuk pengembangan lirik ya nggak salah juga. Karena kami udah 10 tahun, nggak mungkin kami mempersiapkan hal-hal yang sama terus juga, cuma diganti aja angle-nya," ungkap Nino.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kami udah harus mulai bermain di area-area yang kami belum sentuh. Kami rasa mager (males gerak) salah satu area yang sukses buat dicoba," tambah Nino lagi.
Pada albumnya yang kelima ini, RAN mengangkat kehidupan seorang pengamen dalam lagu 'Sang Penghibur'.
Baca juga: RAN yang 'Mager' Tapi Semangat |
"Kami sebut sebagai sang penghibur karena kami dengan mereka sebenernya satu profesi, sama-sama sebenernya kerjaannya menghibur orang, cuma beda panggung aja. Ya panggung mreka di jalanan," ujar Rayi.
Tak hanya itu, di albumnya ini, RAN juga mencurahkan rasa cintanya kepada Indonesia lewat lagu 'Hijau dan Biru'.
![]() |
"Kami kan sering traveling kalau manggung ke luar kota naik pesawat. Yang kami lihat, Indonesia dari atas tuh hijau dan biru. Makanya warna itu yang kami pilih di lagu tentang keindahan Indonesia," jelas Rayi.
Self-titled
Menariknya, di album kelima yang juga menjadi album perayaan hari jadi mereka yang ke-10, RAN justru menamai albumnya sesuai nama mereka atau self-titled.
"Mungkin ini 10 tahun buat kami monumental sekali ya. Kaya ada satu next step gitu. Oh kami 10 tahun nih. Oh kami mau celebrate juga. Bersyukur juga. Dan yaudah nama albumnya menandakan RAN masih ada dan semoga masih bisa terus ada," ujar Asta.
Baca juga: Jadi, Siapa yang Paling Mager di RAN? |
Rayi menambahkan, mereka awalnya sudah berencana untuk mencari judul lain untuk album kelima mereka. Hanya saja bagi mereka nama-nama lain tersebut dirasa kurang tepat.
"Tadinya kami mencoba cari nama lain juga ya untuk album dalam rangka 10 tahun ini, macem-macem, sekarang kami udah nggak inget sih opsinya apa aja. Tapi nama tersebut tuh nggak ada yang bener-bener bisa menggambarkan album dan momen ini," terang Rayi.
"Akhirnya kami sepakat yang paling bisa menggambarkan ya nama kami aja sendiri. Kebetulan belum pernah kami pake juga kan," sambungnya lagi.
(dar/dar)