Joey Alexander, Paket Lengkap Tanpa Cacat

Main Stage

Joey Alexander, Paket Lengkap Tanpa Cacat

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Rabu, 17 Feb 2016 13:23 WIB
Joey Alexander, Paket Lengkap Tanpa Cacat
Joey Alexander di studio bersama tim produser (ki-ka; Ulysses Owens dan Larry Grenadier) / Foto: joeyalexandermusic.com
Jakarta -

Tak adil rasanya jika bicara sosok Joey Alexander tanpa meminta komentar langsung tim produksi si 'bocah ajaib'. Mulai dari produser hingga para personel band pengiringnya.

Tim tersebut dihuni Jason Olaine, Larry Grenadier dan Ulysses Owens. Tiga produser sekaligus punggawa jazz kawakan yang masing-masing sudah pernah merasakan gelar terbaik Grammy Awards. Ditambah Russell Hall (bass), Sammy Miller (drum) dan Alphonso Horne (trumpet).

Bersama mereka semua, pianis kelahiran Denpasar 12 tahun lalu itu menapaki karier bermusiknya di perusahaan rekaman Motema Music, Amerika Serikat. Hingga akhirnya sukses melahirkan debut album bertajuk 'My Favorite Things'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Album berisi sembilan lagu itu berhasil membuktikkan kehebatan, sekaligus mengubah secara drastis karier bermusiknya. Berkat 'My Favorite Things', Joey resmi menjadi musisi Indonesia pertama yang menjadi nominasi ajang Grammy Awards. Grammy Awards 2016 mendaftarkan nama Joey ke dua kategori, 'Best Improvised Jazz Solo' dan 'Best Jazz Instrumental Album'.



"Melihatnya (Joey), Anda mungkin hanya akan berpikir dia seorang anak-anak biasa yang bisa bermain piano jazz. Sampai akhirnya Anda melihat lebih dalam lagi. Dia bisa menghadirkan aransemen musik yang sepenuhnya baru dari nada-nada. Malah kadang dia bisa dengan cepat melupakan aransemen yang sudah ada, lalu dengan cepat pula memunculkan ide baru," tutur Jason Olaine dalam sebuah video wawancara di situs resmi Joey Alexander.

"Dia menguasai semuanya, teknik maupun nada. Rasanya aku sedang berhadapan dengan seorang musisi besar. Dan aku rasa akan sulit bersaing atau meniru apa yang dia miliki sekarang. Maksudku, aku juga mulai bermusik sejak kecil, tapi Joey sebuah paket lengkap tanpa cacat, sangat natural," timpal Larry Grenadier yang juga kerap kali membantu mengisi permainan bass.

Bagi orang-orang yang bekerja bersama Joey, tak ada kata selain 'alami' untuk menggambarkannya. Bagaimana tidak, Joey dianggap dengan mudah memainkan nada-nada istimewa, tanpa adanya pelajaran bermusik khusus.



"Saat itu kami sedang di studio, kami kekurangan headphones, lalu Joey berkata, 'aku tidak apa-apa tanpa headphone'. Ketika kami melakukan rekaman, aku mendengarkan musik jazz yang luar biasa. Wow! anak ini bisa mendengarkan menembus kaca apa yang saya mainkan," kenang Russel Hall.

"Yang terpenting dari musik jazz adalah tradisinya. Bagaimana musisi belajar, saling bermain satu sama lain, melakukan tur, tapi Joey tidak melakukan itu semua. Bahkan dia hanya belajar dari rekaman lagu-lagu. Hebatnya, Joey kemudian tumbuh dan berkembang jauh, melewati mereka para master jazz. Itu kenapa Joey begitu luar biasa, dan aku jadi melihat betapa kuatnya pengaruh musik jazz," tutup Alphonso Horne.

(mif/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads