Label indie Demajors pun punya pandangan positif melihat perkembangan industri musik "bawah tanah" sepanjang 2015 lalu. Di mana beberapa tradisi indie seperti kembali ke jalurnya.
detikHOT berbincang hangat dengan tiga punggawa dari Demajors. Mereka menyampaikan pengalaman dan pengamatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya bicara soal tradisi, eksistensi para pelaku industri indie pun disebut semakin terlihat. Hal tersebut pun membangun iklim positif di industri musik indie Tanah Air.
"Dilihat eksistensinya lebih kelihatan dari tahun lalu. Mereka tahu mau buat apa dan terlihat mau seperti apa. Era setahun dan dua tahun sebelumnya cuma aktif di dunia maya," ungkap David penuh semangat.
"Musik dan visualisasi lebih menarik dan itu lebih karena perkembangan zaman ya. Tercermin dari yang diekspresikan apa yang mereka sampaikan," lanjutnya lagi.
Bicara soal pergerakan, musisi indie pun nampak lebih militan di 2015. Bukan cuma bicara, tapi banyak juga beberapa pergerakan yang akhirnya bisa lebih membakar semangat menikmat musik indie.
"Di 2015 itu lebih militan lah. Diawali dari Record Store Day tempat yang sekecil itu bisa dengan penuh. Kita nggak bisa ngebantah kalau ada yang cuma ikut-ikutan tren. Cuma awalnya ikut-ikutan kalau suka ya bisa menggali lebih dalam," tutur Project Manager Demajors, Anthono Oktoriandi.
Meski terlihat berjalan lancar, tentunya tetap ada masalah yang menghadang industri indie di 2015. Apa masalahnya? Simak terus Main Stage detikHOT hari ini! (fk/mmu)