5 Fakta Salman Rushdie, Penghina Nabi Muhammad yang Ditikam 15 Kali

5 Fakta Salman Rushdie, Penghina Nabi Muhammad yang Ditikam 15 Kali

Tia Agnes Astuti - detikHot
Sabtu, 13 Agu 2022 16:40 WIB
In this file photo taken on September 10, 2018, British author Salman Rushdie poses during a photo session in Paris. - Rushdie, whose controversial writings made him the target of a fatwa that forced him into hiding, was stabbed in the neck by an attacker on stage Friday in western New York state, according to New York State Police. The attacked is in custody. (Photo by JOEL SAGET / AFP)
Foto: AFP/JOEL SAGET

4. Hidup Bersembunyi

Sebelum dinyatakan tidak bersalah sampai 11 September 2001 ia hidup dalam ketakutan dan berbagai ancaman pembunuhan dilontarkan padanya. Selama bersembunyi, ia menggunakan nama samaran dan jarang muncul ke hadapan publik.

Dalam sebuah wawancara, ia mengatakan sudah mulai aktif lagi muncul di banyak acara sejak 2001.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita hidup di dunia yang kadang subyek berubah dengan sangat cepat. Ini adalah subyek yang sangat tua. Sekarang ada banyak hal lain yang perlu ditakutkan dan orang lain bisa saja dibunuh," ujarnya.

5. Karyanya Dipuji

Sebelum novel The Satanic Verses terbit, novel kedua Salman Rushdie yang berjudul Midnight's Children yang rilis pada 1981 mendapat pujian internasional.

ADVERTISEMENT

Novel tersebut memenangkan ajang penghargaan buku Booker Prize di Inggris karena sukses menggambarkan India pasca-kemerdekaan.

Buku-buku Rushdie lain mencakup novel untuk anak-anak Haroun and the Sea of Stories (1990), buku tentang esai, Imaginary Homelands (1991). Kemudian novel, East, West (1994), The Moor's Last Sigh (1995), The Ground Beneath Her Feet (1999), dan Fury (2001).

Dalam dua dekade terakhir ia telah menerbitkan Shalimar the Clown, The Enchantress of Florence, Two Years Eight Monthsand Twenty-Eight Nights, The Golden House, serta karya terbaru Quichotte.


(tia/aay)

Hide Ads