Seribu Penulis Dunia Kutuk Invasi Rusia ke Ukraina, Serukan Perdamaian

ADVERTISEMENT

Seribu Penulis Dunia Kutuk Invasi Rusia ke Ukraina, Serukan Perdamaian

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 01 Mar 2022 10:46 WIB
fotoinet Kumpulan Ilustrai yang Menyayat Hati Perang Ukraina dan Rusia
Lebih dari seribu penulis mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Foto: Boredpanda
Jakarta -

Sejak Kamis pekan lalu, pemberitaan internasional ramai membicarakan tentang invasi Rusia ke Ukraina. Perang besar-besaran yang disebut sebagai Perang Dunia ketiga itu membuat sejumlah pihak berkomentar.

Lebih dari seribu penulis di seluruh dunia mengutuk peristiwa penyerangan tersebut. Mereka yang menulis surat terbuka agar menyerukan perdamaian di antaranya adalah Salman Rushdie, Margaret Atwood sampai Tsitsi Dangarembga.

Surat terbuka itu ditulis oleh organisasi sastra dan kebebasan berekspresi bernama PEN International yang ditujukan kepada para penulis Ukraina.

"Kami bersatu dalam mengutuk perang yang tidak masuk akal. Perang yang dilancarkan oleh penolakan Presiden Putin untuk menerima hak-hak rakyat Ukraina," ," kata para penulis internasional, yang termasuk peraih Nobel Orhan Pamuk, Svetlana Alexievich dan Olga Tokarczuk, serta Jonathan Franzen, Colm Tóibín, dan Elif Shafak.

Dalam suratnya, seribu penulis itu juga memperdebatkan kesetiaan dan sejarah masa depan Ukraina tanpa campur tangan Moskow.

Margaret Atwood mengatakan saat ini para penulis, jurnalis, seniman hingga masyarakat Ukraina mengalami masa-masa tergelap mereka.

"Semua individu memiliki hak atas perdamaian, kebebasan berekspresi, dan kebebasan berkumpul. Perang Putin adalah serangan terhadap demokrasi dan kebebasan tidak hanya di Ukraina, tetapi di seluruh dunia," katanya.

Novelis The Handmaid's Tale itu juga membagikan foto dirinya menghadiri unjuk rasa di Toronto, Kanada, untuk memprotes invasi Rusia ke Ukraina.

"Ribuan orang di #ukraine unjuk rasa di #toronto; senang mendengar partai politik Kanada semuanya setuju untuk mendukung Ukraina," tweetnya.

Sampai saat ini, Rusia masih menyerang Ukraina setelah perundingan damai yang tak berakhir baik. Bahkan serangan kini mengenai bangunan sipil seperti asrama dan apartemen.

Serangan ini sendiri terjadi sesaat setelah perundingan damai antara Rusia dan Ukraina berlangsung. Anggota parlemen Ukraina, Kira Rudik, mengatakan serangan justru semakin meningkat setelah perundingan selesai.

Simak Video 'Sekjen PBB soal Krisis di Ukraina: Hentikan Pertempuran!':

[Gambas:Video 20detik]



(tia/pus)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT