Cerita-cerita unik datang dari tren sahur di restoran Padang, Pagi Sore Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Salah satu tamunya, rela berdandan maksimal, memanggil perias untuk kemudian makan menyantap lahap hidangan.
"Kita punya pelanggan, ada seorang ibu yang datang ke sini selalu cantik dan make up on. Akhirnya di satu kesempatan saya tanya, ibu ini jawab, 'Fer, kalau ibu mau ke Pagi Sore itu harus ke salon dulu'. Luar biasa ya, sampai harus benar-benar dandan, panggil orang. Padahal ke sini mau makan pakai tangan. Ini yang paling berkesan sampai sekarang," ungkap Penanggung Jawab Operasional, Ferry Nandarsyah saat berbincang kepada detikHOT.
"Kalau ditanya kenapa, saya nggak bisa jawab juga. Di sisi lain kita sebagai pelayan jadi tahu bahwa pelanggan menyiapkan diri sangat luar biasa untuk jam sahur saja," sambungnya.
Cerita lainnya adalah seorang anak muda yang memakan ayam pop hingga belasan potong setiap kunjungan.
"Ada salah satu tamu, anak muda, kalau ke sini nggak pake nasi, khusus makannya ayam pop. Dia bisa habis 18-20 potong ayam pop. Dia nggak makan apa-apa lagi. Jadi kalau ada orang yang habis 3-5 potong, biasa," kata Ferry sembari tertawa.
Ferry yang telah bekerja di Pagi Sore Jeruk Purut sejak buka pertama kali lima tahun lalu itu memang memiliki banyak cerita yang terkenang dari para tamu. Ada yang menyenangkan, sampai menyebalkan karena terjadi perkelahian.
"Ada kejadian, perempuan masuk terus ketawa-ketawa gitu di mejanya. Ketawanya dia, ngundang tamu lain untuk ikut ketawa. Kita pun pelayan reflek tepuk-tepuk tangan. Itu saya ingat betul kejadiannya, sebelum pandemi."
Hadir hampir di seluruh waktu operasional, membuat Ferry kemudian menyadari hal lain. Bahwa ternyata, banyak di antara para tamu yang saling kenal. "Misalnya ada yang makan di area luar. Terus ketika pulang, eh ternyata temannya ada di area dalam. Atau ada yang kenal lebih dari satu meja."
Seperti bisa ditebak, tren dan kemeriahan itu memberikan dampak positif pada keuntungan bisnis. Tidak menyebutkan angka pastinya, tapi yang jelas, satu bulan penuh Ramadan, menjadi bulan dengan pemasukan tertinggi di antara bulan-bulan lainnya.
"Ramadan yang paling tinggi di antara 11 bulan lain, selalu. Persentasenya jauh sampai bisa 60%," tutup Ferry.
Masih ada waktu jika detikers ingin membuktikan cerita di atas. Siapa tahu bertemu idola atau jangan-jangan, bertemu jodohnya.
Selamat puasa, semua!
(mif/dar)