Layaknya burung yang terbang tinggi, Holywings dengan sayapnya pun melakukan hal serupa. 'Never stop flying' yang menjadi tagline utamanya, dimanifestasikan ke dalam mimpi dan cita-cita suci menjadi kebanggaan dari Indonesia.
Dengan kepercayaan formula bisnis yang dimiliki, serta kekuatan tim yang solid, Holywings yakin mampu menembus target utama mereka, menembus pasar dunia.
"Holywings sudah bukan bar. Kami adalah brand. Target kami, menjadi seperti Hard Rock Cafe, aim-nya ke sana. Dari satu bar menjadi satu brand. Kami bisa bikin hotel bintang 5, bikin stadion," ungkap Co-Founder Holywings Ivan Tanjaya kepada detikHOT ketika ditemui di Kawasan Pantai Indah Kapuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kepak Sayap Pesta Suci Holywings |
Menjadi Hard Rock Cafe terdengar besar sekali. Untuk yang tidak tahu, Hard Rock Cafe adalah jaringan restoran dunia yang berawal di London 1971. Restoran tersebut secara khusus mendekorasi dindingnya dengan berbagai memorabilia musisi populer dan legendaris. Saat ini, Hard Rock Cafe beroperasi 74 negara, dengan 185 cafe, 25 hotel, 12 kasino, stadion dan taman bermain.
Apa yang akan Holywings lakukan untuk itu? "Kami terus berprogres. Doain aja, Holywings bukan cuma bakal berkembang di Indonesia. We will never stop flying," jelas Ivan lagi, seperti menyimpan rahasia kecil.
Apakah ini berhubungan dengan kehadiran Holywings di salah satu papan reklame di Times Square, New York City, Amerika Serikat? "Doain aja," sambung kolega Ivan, Eka Setia Wijaya sembari tertawa.
Jika memang Amerika begitu rahasia, detikHOT mencoba menanyakan apa yang akan dilakukan di Bali. Karena, sudah terdengar bahwa Holywings bersama para investor, termasuk di antaranya pengacara kondang Hotman Paris Hutapea, sedang menyiapkan beach club yang katanya terbesar di Asia.
"Pokoknya Bali akan jadi kebanggaan. Turis domestik, turis asing ke Bali, tujuannya Holywings. Nanti di sana ada beach club, nightclub, ada bar juga. Terus ada street market semacam pasar malam begitu. Kita juga bikin culinary ground dan ada department store. Jadi, satu Kawasan sudah ada semua, masuk happy, keluar lebih happy lagi," papar Ivan.
![]() |
Tidak terasa, perbincangan antara detikHOT dan para pendiri Holywings ini sudah diinterupsi oleh bunyi gitar band yang akan segera tampil. Ketika kami melihat sekitar, kami juga terkejut, Holywings Dragon, tempat kami berbincang, yang tadi lengang kini sudah ramai oleh Holy People. Maka detikHOT pun menyempatkan waktu untuk menanyakan kesan-kesan atas Holywings kepada Holy People.
"Gue suka live music, dan di HW (Holywings), live music-nya oke banget. Jadi, emang kalau sempat, tiap Jumat gue ke HW. Ganti-ganti aja tempatnya. Refreshing juga sama temen-temen. Kerja kadang bikin penat, bro, perlu santai dikit," jawab Setiawan yang datang berlima. Satu botol whisky sudah berdiri di atas mejanya.
"Seru-seruan aja sama teman-teman. Thanks God It's Friday, kan?" jawab tamu lainnya, Anya, yang malam itu datang bersama sembilan teman lainnya untuk merayakan sesuatu.
"Gue suka me time di bar sendirian. Dengerin musik, mikirin hidup. Duduk-minum by glass, santai," ungkap Holy People bernama Raymont, yang duduk sendirian di meja bar lantai 2 Holywings Dragon.
Baca juga: Holywings, Anak Sulung yang Sering Dimarahi |
Baiklah, detikHOT juga tidak ingin mengganggu para Holy People. Untuk mengakhiri, para pendiri Holywings memberikan pernyataan penutup mereka.
"Holywings kan terus memberikan sesuatu yang berbeda, segar dan membekas di hati Holy People, agar selalu kangen dan kembali ke Holywings," tutup Ivan Tanjaya.
"Holy People jauhi narkoba!" tutup Eka Setia Wijaya, diiringi intro lagu 'C.H.R.I.S.Y.E' milik Diskoria, Laleilmanino dan Eva Celia.
(mif/nu2)