Padahal tak sekadar berputar-putar, banyak hal unik dibalik tarian itu. Berikut detikHot menurunkan kisah berseri seputar salah satu seni kaum Sufi itu.
***
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tarian ini merupakan sebuah bagian dari meditasi diri, yang dilekatkan dengan ajaran sufistik dalam Islam. Lewat tarian meditasi ini, diharapkan para pelakunya bisa menggapai kesempurnaan pada imannya, menghapuskan nafsu, ego dan hasrat pribadi dalam hidupnya.
Untuk bisa lihai melakukan tarian ini, penari harus melakukan beberapa ritual, yang paling pokok adalah melakukan zikir. Tarian ini diiringi oleh musik yang khas Timur Tengah, juga sebuah gambaran perjalanan mistik khas pemahaman sufistik.
Upacara tarian ini akan dibagi menjadi empat bagian. Yang pertama adalah Naat dan Taksim, ini adalah bagian awal dari upacara dimana ada seorang penyanyi solo yang menghaturkan puja-puji kepada Rasullullah SAW.
Lalu ini diikuti oleh improvisasi dari ritme bebas alat musik flute berwarna merah, yang menyimbolkan keterpisahan kita dengan Tuhan.
Urutan yang kedua adalah Devr-i Veled, dimana para penarinya akan saling membungkuk satu sama lain. Ini sebagai bentuk untuk mengakui nafas Ilahi yang telah meniupkan ruh kepada kita semua. Setelah semua penari melakukan ini maka mereka akan berlutut dan melepas jubah hitam mereka.
Masuklah mereka pada proses ke tiga, yakni empat salam, ini merupakan bagian utama dari ritual ini. Para penari yang berputar itu mewakili bulan dan mereka berputar di luar Syeh atau pemimpin tarian yang berada tengah yang merupakan perwakilan dari matahari.
Mereka berputar dengan bertumpu pada kaki kiri mereka, telapak kanan yang dihadapkan ke atas artinya menuju surga dan tangan kiri menunjuk tanah. Empat salam ini menggambarkan perjalanan spiritual bahwa setiap orang dipercaya akan melewatinya.
Dari empat salah yang pertama adalah pengenalan akan Tuhan, yang kedua adalah pengakuan keberadaan Tuhan dan kebersatuannya dengan ciptaannya, yang ketiga merupakan ekstase satu pengalaman dengan penyerahan total dan yang ke empat adalah simbol perdamaian hati karena kesatuan Illahi.
Bagian ritual penutup adalah Taksim, dimana ada pembacaan ayat Al-Qur'an dan doa yang dilakukan oleh Syeh.
(utw/utw)