Aktor senior Epy Kusnandar dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, pada Kamis (4/12/2025) pagi. Suasana duka menyelimuti keluarga, kerabat, dan rekan kerja yang hadir.
Di tengah proses pemakaman, putra almarhum, Quentin Stanislavski Kusnandar, membagikan cerita mengenai detik-detik terakhir sang ayah dan firasat yang sempat dirasakan. Quentin mengaku memang merasakan firasat sejak dua hari sebelumnya.
"Terakhir tuh dua hari yang lalu, jam 8 malam. Masih sehat. Mau ke Samali (Warung Jukut), mau ke warung. Aku lagi di meja, lagi di depan laptop. Tapi memang dari sore mau bilang ke Samali. Sampai akhirnya siap-siap, terus jam 8 atau jam setengah 9 berangkat. Terus katanya, dia ngebuka pintu kan, 'Pamit ya'. Itu kata terakhirnya," ujar Quentin di TPU Jeruk Purut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Quentin menambahkan sempat tos dengan ayahnya sebelum pergi untuk selamanya. Ia juga menceritakan kejadian tak biasa yang dialami sang ayah saat berada di warung yakni mengajak karyawannya berkumpul.
"Terus di sana, di warung, gak tahu kenapa hari itu para karyawan di sana diajak melingkar sama Papi. Aku gak tahu ngobrolin apa, cuman mungkin itu firasatnya Papi kali ya?" ungkapnya.
Baca juga: Suasana Proses Pemakaman Epy Kusnandar |
Epy, menurut Quentin, memang sudah lama kerap membicarakan kematian.
"Papi tuh memang dari dulu suka ngomongin kematian terus. Mungkin karena dia penasaran kali ya sama apa setelahnya. Keluarga pasti gak suka dong kalau dengerin Papi ngomong begitu. Cuman ya mau gimana lagi, memang takdirnya begini," ungkapnya.
Di tengah suasana duka, Quentin juga mengonfirmasi bahwa ayahnya sebenarnya tengah bersiap mengerjakan Preman Pensiun 11 bersama Aris Nugraha. Ia sendiri memiliki rencana untuk belajar penyutradaraan.
"Aku pengin kuliah, pengin jadi sutradara. Sambil nemenin Papi, aku bakal belajar dari Wak Aris gimana sih cara men-direct gitu. Selama di Bandung full," ucapnya.
Quentin menjelaskan bahwa sang ayah memang memiliki sejumlah riwayat penyakit. Namun sang ayah tak mau dirawat di rumah sakit.
"Oh memang belakangan ini tuh Papi ya mungkin gejalanya kan, soalnya punya hipertensi yang kadang suka kambuh, karena gak rutin minum obat. Mungkin gara-gara itu tiba-tiba jadi pusing, tiba-tiba jadi drop. Dan ya tapi gak pernah pengin dibawa ke rumah sakit, penginnya di apartemen saja," ungkapnya.
"Dulu kan di otak ada kanker, cuman sudah sembuh. Terus dikasih stroke. Mulai stroke-nya tuh sudah lama, stroke ringan, sudah sekitar 2 sampai 3 tahun. Kalau riwayat dekat-dekat ini ya itu, darah tinggi." tambahnya.
Di sisi lain, meski kini berminat terjun ke dunia perfilman, Quentin menegaskan bahwa sang ayah tidak pernah memaksanya mengikuti jejak kariernya.
"Papi gak pernah nyuruh aku buat ngikutin jejaknya. Tapi mungkin walaupun gak ngomong, jalur itu sudah dibikin. Jadi aku tinggal jalan saja. Secara otomatis," ungkapnya.
Mengenai pesan Epy untuk menekuni dunia film, Quentin mengingat ajaran yang paling sering disampaikan.
"Yang pasti harus rajin membaca buku. Ada baca bukunya Bang Eka. Baca bukunya Stanislavski. Pelajari ilmu-ilmunya. Terus diterapkan. Ulang-ulang terus. Latih terus beribu-ribu kali," pungkasnya.
(fbr/mau)











































