Sidang perkara keberatan terhadap, penyitaan sejumlah aset milik Sandra Dewi kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Melalui permohonan ini, Sandra Dewi, meminta agar aset-aset yang sempat disita dalam perkara korupsi yang menjerat suaminya, Harvey Moeis, bisa dikembalikan.
Barang-barang yang disita mencakup 88 tas mewah, rekening deposito senilai Rp33 miliar, beberapa mobil, dan beragam perhiasan. Namun, hingga kini pihak kejaksaan belum melakukan pengembalian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum ada, karena putusan pengadilan dari mulai PN, PT dan Kasasi itu untuk kasasi juga semuanya dirampas untuk negara sebagai uang pengganti," kata pihak Kejagung, Silvi Mulyani, saat ditemui usai sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025).
Sandra Dewi sebelumnya mengklaim, seluruh aset tersebut merupakan hasil kerja kerasnya sebagai brand ambassador sejumlah produk ternama. Namun, Silvi Mulyani mengungkapkan, penyidik Kejaksaan Agung telah menelusuri klaim tersebut secara mendalam.
"Jadi kita juga tadi menanyakan hal tersebut, terus penyidik (yang menjadi saksi di persidangan) mengatakan ada hal-hal yang dirasa aneh," tutur Silvi Mulyani.
Hasil penelusuran penyidik menunjukkan, adanya kejanggalan antara pengakuan Sandra Dewi dan data yang ditemukan selama proses penyitaan.
"Hanya tiga orang yang datang mau memberikan konfirmasi dan itu juga dinilai kurang tepat dengan keterangan Sandra Dewi dan ya ada anomali kalau bahasanya," jelasnya.
Saat awak media mencoba mengonfirmasi kejanggalan yang ditemukan pihak Kejagung, pada kuasa hukum Sandra Dewi yang hadir di persidangan. Ia menolak memberikan jawaban.
Harvey Moeis tengah menjalani hukuman 20 tahun penjara atas kasus korupsi pada tata niaga komoditas timah.
Keuntungan dari kegiatan itu diduga dicuci melalui pembelian berbagai aset mewah, termasuk mobil Rolls-Royce, Mini Cooper, jam tangan mewah, dan properti yang diatasnamakan beberapa pihak, termasuk istrinya, Sandra Dewi.
Penyitaan aset milik Sandra Dewi, merupakan bagian dari upaya Kejagung untuk memulihkan kerugian negara semaksimal mungkin.
(ahs/wes)











































