Kabar tak enak datang dari pesinetron Ricky Perdana. Putra keduanya, Kenizio, yang baru berusia dua tahun, mengalami kecelakaan serius setelah terjatuh dari lantai dua rumah. Insiden yang terjadi pada Jumat (12/9/2025) tersebut menyebabkan Kenizio mengalami patah tulang serta retak di sekitar pelipis mata kiri.
Meski kejadian itu sempat membuat keluarga panik, kondisi Kenizio kini mulai membaik. Ricky mengungkapkan rasa syukurnya atas perkembangan kondisi sang anak.
"Kondisi sekarang alhamdulillah si Dede sudah bisa main, sudah bisa ketawa-ketawa lagi. Cuman yang namanya di dalam itu kan kita gak pernah tahu ya," ungkap Ricky Perdana ditemui di Studio Trans TV pada Selasa (16/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Ricky tetap waspada terhadap kemungkinan komplikasi pasca-trauma, khususnya jika terjadi demam. Saat ini anaknya juga bisa bermain.
"Mudah-mudahan sampai hari ini pun kondisinya adalah ya mudah-mudahan Allah jaga tetap baik, gitu. Karena dibilang, 'Pak, hati-hati kalau panas. Pak, hati-hati kalau begini'. Karena kan dari hasil (pemeriksaan) itu gak ada apa-apa. Jadi sekarang sudah bisa lari, sudah bisa bercanda-bercanda," ujarnya.
Namun, proses pemulihan masih terus berlangsung. Salah satunya adalah perawatan untuk memulihkan lebam dan cedera bagian mata serta tangan patah yang digips.
"Kalau yang namanya matanya merah, kita kompres gitu, lebam, pakai NaCl, dia pasti nangis. Jadi akan ada pemulihan sarafnya pada tanggal 23, habis itu kita cek untuk gips-nya. Jadi tetap pantau gizinya untuk pertumbuhan tulangnya," jelas Ricky.
Di sisi lain, perkembangan dari segi kemampuan motorik dan komunikasi Kenizio disebut masih dalam batas normal.
"Kalau sarafnya secara ngomong sudah seperti biasa. Tapi ya itu tadi, bagian matanya masih lebam. Kita gak tahu dia bisa lihat apa gak karena nutup, tapi posisinya sih aman. Tadi sudah saya lihat sudah agak ngebuka," paparnya.
Meski tidak ada perubahan signifikan dari segi perilaku, Ricky menyebut anaknya mengalami trauma ringan. Terutama terhadap ruangan tertutup.
"Cuma mungkin yang agak dia trauma adalah dia gak mau di dalam ruangan. Mungkin karena waktu MRI itu masuk ruangan gelap, ada suster pakai masker, disuntik juga, dia takut. Jadi sekarang kalaupun di kamar, harus ngantuk banget. Kita gelar kasur di depan TV supaya dia nyaman," kata Ricky.
Untuk menjaga kondisi mental dan emosional anaknya selama masa pemulihan, Ricky dan istrinya kini berusaha menciptakan suasana yang nyaman di rumah.
"Jadi kalau bangun tidur, kita tungguin. Saya tahu anak saya itu bangun jam 05.30 pagi sampai jam 6. Saya tungguin sampai dia bangun, begitu melek saya angkat dia. Turun ke bawah, langsung nyalain TV, nyalain lampu, pokoknya bikin-bikin dia nyaman," tutupnya.
(fbr/mau)