Serang, Banten, menjadi daerah yang dipilih oleh pelantun Melukis Senja itu. Budi Doremi memboyong istri dan anak-anaknya pindah ke desa pada 2020.
"Karena pandemi, pandemi kan kita sebagai musisi jadi kan kita nggak tahu saat itu. Manggung blas, nggak ada. Akhirnya kita memutuskan sama istri, ya sudah deh kita pindah yuk. Sebelumnya di Bintaro Sektor 6. Ya sudah, semua kita pindah settle di sana," cerita Budi Doremi di studio FYP Trans 7, Mampang, Jakarta Selatan, kemarin.
Pemilik nama lengkap Budi Syahbudin Syukur itu mengaku menemukan ketenangan dan bisa merasakan keindahan suasana perkampungan. Ada hal-hal yang tak bisa dirasakan saat tinggal di kota, bisa dinikmati saat berada di desa.
"(Bisa menemukan) Ketenangan. Noisy, suara-suara bising itu, di situ hampir nggak ada. Jadi kita ngomong itu seminggu pertama atau dua minggu pertama itu berubah ketika kita pindah ke kampung itu. Suara kita itu yang tadinya teriak-teriak jadi pelan," tuturnya.
"Seriusan, ngomong jadi pelan-pelan. Manggil istri jadi 'Bu...'. (Pelan saja) kedengeran. Beneran, real. Malamnya kita dipaksa untuk tidur lebih cepat," kata Budi Doremi menceritakan perubahan yang terjadi saat tinggal di desa.
Tak jarang musisi berusia 39 tahun itu, masih bisa melihat langsung binatang liar seperti ular dan babi hutan. Dalam video yang kerap diunggah di akun Instagram pribadinya, di sekeliling rumahnya masih sangat hijau dengan tumbuh-tumbuhan, sejuk, dan adem.
Bahkan, Budi Doremi juga memperlihatkan bagaimana dirinya membuat perabot di rumahnya dengan tangannya sendiri. Salah satunya dia membuat kitchen set dan membuat meja sendiri.
Budi menceritakan, awalnya keinginan pindah ke desa tidak begitu didukung oleh istri. Sekarang, justru istri dikatakan oleh Budi Doremi jauh lebih menikmati tinggal di pedesaan.
"Istri sebenarnya nggak mau kita masuk ke desa, perkampungan, nggak mau. Lebih baik tinggal di gang sempit, tapi di kota. Awal-awal. Malah sekarang setelah pindah dia lebih hutan daripada saya. Dia memelihara ayam sendiri, kita hasilin telur sendiri, burung puyuh. Belum sampai (swasembada pangan), tapi rencananya ke situ," kata Budi Doremi.
Meski pandemi COVID-19, Budi Doremi tetap tinggal di desa. Budi Doremi dan keluarga sudah sangat menikmati tinggal di desa.
(pus/ass)