Kata Ustaz: Jangan Marah Dilarang Parkir Depan Rumah Tetangga!

Kata Ustaz: Jangan Marah Dilarang Parkir Depan Rumah Tetangga!

Desi Puspasari - detikHot
Rabu, 18 Okt 2023 06:00 WIB
Ustaz Syam alami selip lidah sat ceramah
Nasihat Ustaz Syam Elmarusy, jangan marah bila tetangga melarang parkir di depan rumahnya. Foto: dok. Instagram Ustaz Syam
Jakarta -

Masalah lahan parkir bisa jadi hal yang sensitif. Tak terima ditegur atau dilarang parkir oleh tetangga atau si pemilik lahan bisa memicu perkelahian.

Kata Ustaz mengutip nasihat dari Ustaz Syam Elmarusy dalam Islam Itu Indah soal pertikaian yang terjadi karena lahan parkir. Intinya jangan marah apabila ditegur atau dilarang parkir di depan rumah orang.

Jangan hanya karena memakai beberapa meter lahan orang lain untuk parkir dan si pemilik lahan tidak ikhlas, bisa memberatkan kita saat hari kiamat. Tetangga membuat larangan parkir di depan rumahnya, kita harus mematuhi dan mengerti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut penjelasan lengkap Ustaz Syam Elmarusy:

Saya rasa kalau ada orang melarang parkir di depan rumahnya persis, itu bukan pelit sebenarnya, tapi memang menghalangi jalan. Orang bagaimana bisa mengeluarkan kendaraannya kalau misalnya ada kendaraan parkir di depan rumahnya.

ADVERTISEMENT

Jadi subhanallah, di dalam Islam kalau berbicara tentang lahan ini sangat berat. Sayidina Umar bin Khatab sata menjadi amirul mukminin, ada seorang mengadu kepada beliau, 'Wahai Amirul Mukminin, tetangga aku itu mindahin patok tanahnya itu, diambil tanah aku sedikit.' Kata Amirul Mukminin, 'Panggil tetanggamu itu.' Maka dipanggil mereka berdua di hadapan Sayidina Umar bin Khatab.

Sayidina Umar bin Khatab adalah seorang yang tidak melihat dengan mata fisiknya, tapi melihat dengan mata hatinya. Jadi beliau pun tak dikasih tahu sudah tahu sebenarnya. Ada memang orang-orang diberikan kelebihan kalau sudah sangat dengan Allah SWT, Allah SWT akan membimbingnya.

Sayidina Umar bin Khatab memutuskan pada saat itu, 'Betulkan engkau mengambil tanah saudaramu?' Orang karena sudah tahu Umar nih sudah tahu kalau kita bohong, jadi lebih baik jujur. Tetangganya, 'Wallahualam wahai Amirul Mukminin, tapi saya merasa tidak pernah memindahkannya.' Maka Sayidina Umar bin Khatab berjalan bersama mereka bertiga, lalu diukur kembali ukuran lahannya. Ketika diukur kembali ternyata benar berpindah patok tanahnya, sehingga terambil tanahnya sejengkal dari pada tetangganya.

Maka Amirul Mukminin berkata, 'Silakan engkau telah mengakuinya. Maka cara bertaubatnya adalah kembalikan tanah saudaramu tadi.' Orang yang tertuduh tadi meminta pembantunya memindahkan patok itu. Umar bin Khatab meminta, 'Jangan pembantumu yang memindahkan, kamu sendiri yang memindahkan.' Kata yang memindahkan itu tadi, 'Yailah cuma sejengkal.'

Umar bin Khatab mengatakan, 'Sejengkal yang terlihat, tapi 7 lapis ke bawah, 7 tingkat ke atas langit, itu akan dilakungkan kepada orang yang mengambil tanah saudaranya.'

Jadi jangan kelihatan mengambil tanah setengah meter cuma buat parkiran. Ada orang yang mobilnya dulu kecil, berubah mobilnya menjadi lebih panjang. Itu keluar (bagian mobilnya) dari pagar garasinya, sehingga mengambil sejengkal bagian dari jalanan umum.

Itu bahaya, kalau kita tidak meminta keikhlasan, keridaan daripada tetangga kita, akhirnya mengganggu jalan, bisa jadi itu yang akan memberatkan kita di hari kiamat.

Ada orang ketika membeli rumah garasinya pas, tapi mobilnya ganti jadinya yang lebih panjang, maka keluar sedikit wajah mobilnya, dipanjangkan juga pintu garasinya sedikit mengambil jalan umum. Bisa jadi itu yang memberatkan di hari kiamat. Ketika dipertanggungjawabkan semuanya.

Maka ketika ada tetangga yang mungkin, tidak memberikan lahannya untuk parkir maka kita harus pengertian, memang hak dia. Urusan dia pelit adalah urusannya dengan Allah SWT.

Jangan orang sudah pelit kita ikut berperilaku jahat juga. Ada orang berperilaku buruk, maka kita mesti mengingatkannya. Tidak bisa kita mengingatkannya takut dia tersinggung, maka kita jangan mengikuti kejahatannya.

Jangan keburukan kita ikuti dengan keburukan, karena keburukan itu akan terus menerus. Pasti akan terbiasa melakukan keburukan.

Maka biasakan jadi orang yang jujur dan adil terhadap apa yang kita miliki. Jangan tetangga kita nggak ngasih, 'Awas kau ya, nanti kau mau parkir saya tidak kasih juga.'

Namun harus digarisbawahi soal masalah tanah ini, masalah lahan ini, karena yang kelihatan itu sedikit. Tapi, 7 lapis ke bawah tanah dan 7 tingkat ke atas langit, itu akan dikalungkan kepada orang yang mengambil bukan hak orangnya.




(pus/wes)

Hide Ads