.webp)
Pernikahan menjadi momen yang tak bisa diulang seumur hidup dan tentunya semua orang ingin tampil sempurna di hari bahagia tersebut. Namun tentunya tak semua orang mendapatkan nikmat kelancaran saat acara tersebut seperti yang dialami oleh bintang mandarin era 90-an, Chingmy Yau.
Jelang pernikahannya bersama pebisnis Hong Kong, Sham Kar Wai pada 1999, keduanya sempat melakukan pemotretan pre-wedding dengan konsep busana tradisional. Sayangnya, foto itu tak diambil dengan baik dan justru malah membuatnya jadi bahan candaan di dunia maya belum lama ini.
Entah siapa yang memulai, tapi foto pre-wedding itu tiba-tiba saja ramai di Weibo dan dibahas oleh para netizen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada foto tersebut terlihat jika pasangan itu mengenakan busana berwarna merah-hitam dengan makeup tebal dan berpose tegak menghadap ke arah kamera. Hal ini pun membuat para netizen menjadikannya candaan dengan menyebutkan foto mereka seperti sebuah poster film horor.
"Mereka mirip banget sama boneka kertas di pemakaman China," sindir netizen.
"Ku kira itu adalah sebuah poster film horor!" tulis lainnya.
"Astaga, aku penasaran siapakah fotografer yang bertanggung jawab atas pose mereka ini?" tanya netizen lain.
 Chingmy Yau dan Sham Kar Wai. Foto: Dok. Ist |
Tapi ada seorang netizen yang memberikan penjelasan jika foto itu memang sengaja diambil untuk candaan semata. Keduanya sengaja berpose seperti itu untuk lelucon saja dan hal itu diungkapkan pada 1999. Mereka pun melakukan beberapa kali foto pre-wedding dan bagian dengan busana tradisional hanyalah salah satunya saja.
Chingmy Yau lahir pada 16 Mei 1968 dan semakin dikenal publik saat tampil menonjol dalam film Naked Killer (1992). Dalam film yang ditulis dan diproduksi oleh Wong Jing itu, ia berperan sebagai Kitty atau Vivian Shang.
Pada film tersebut ia tampil berani dengan menampilkan tubuh seksinya itu tanpa balutan busana sedikitpun pada poster filmnya. Ia hanya menutupi bagian intimnya dengan amunisi dan senjata api di foto tersebut. Hal itu pun menjadi sorotan kala itu dan membuat filmnya ramai diperbincangkan tak hanya di Hong Kong tapi juga secara internasional.
Film itu pun membuat dirinya dari seorang aktris yang dihormati banyak orang menjadi bintang film Category III (berisikan film esek-esek) bahkan ia juga dijuluki sebagai ikon seks saat itu.
"Tidak, tidak. Aku tak berniat untuk jadi bintang di kategori III. Aku hanya ingin menjajal area baru di akting. Aku tak ingin membatasi diriku untuk membuat film yang sama terus-terusan. Aku ingin mencoba yang beda, peran yang lebih bervariasi," ungkapnya.
"Meskipun itu adalah film kategori III, hanya sedikit bagian tubuhku yang terlihat di adegan-adegan panas. Kami mendiskusikan aspek ini sebelum mulai syuting dan kami berkompromi tentang apa yang aku lakukan dan tak tunjukkan di sana," tambahnya.
(ass/ass)
