Di masa pertumbuhannya, anak-anak selalu ingin tahu. Terkadang pertanyaan dari seorang anak membuat orang tua bingung menjawabnya.
Orang tua adalah guru pertama untuk pengetahuan anak-anaknya. Jangan sampai orang tua salah memberikan penjelasan.
Kata Ustaz mengambil nasihat dari Ustaz Syam Elmarusy. Ada doa yang bisa dibaca oleh orang tua sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan ajaib dari seorang anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjawab pertanyaan orang tua biasanya lebih mudah daripada menjawab pertanyaan anak-anak. Salah satu yang paling penting, orang tua harus sadar bagaimana pola pikir anak zaman sekarang tidak sama dengan dulu.
Berikut penjelasan lengkap Ustaz Syam Elmarusy:
Salah satu doa yang mesti senantiasa dibaca orang tua ketika mendapat pertanyaan dari anak, 'Robbisrohli sodri wa yassirli amri wah lul uqdatan min lisani yafqohu qouli'. Ya Allah mohon lepaskan kekakuan dari lisanku ini menjawab dari pada menjawab pertanyaan dari anak-anak.
Karena kadang-kadang menjawab pertanyaan orang tua lebih mudah dibandingkan menjawab pertanyaan dari sang anak.
Kenapa? Karena Nabi SAW mengingatkan bahwa semuanya fitrah yang dilahirkan, orang tuanyalah yang mengarahkannya. Kapan salah mengarahkan maka itu adalah tanggung jawab dari kedua orang tuanya.
Maka subhanallah ketika seorang anak bertanya, menurut ahli parenting, ahli pendidikan anak, sebenarnya anak itu yang pertama bukan mau mendengarkan jawaban, tetapi ingin didengar pertanyaannya. Maka dengarkan saja terlebih dahulu. Jadi anak itu bertanya bukan ingin mendengar jawaban, tapi ingin didengarkan.
Maka cara mendengarkannya adalah bertanya balik. 'Bu, Abi kenapa malaikat itu nggak kelihatan?' Maka bertanya balik, 'Menurut kamu gimana Nak?' Biasanya anak umur dua tahun, tiga tahun biasanya akan menjawab, 'Mungkin karena suka main petak umpet kali ya?' Subhanallah, 'Iya biar dia selalu menemani kita'.
Jadi menjawabnya dengan pertanyaan yang berbalik kepada dia. Karena dia hanya ingin pertanyaannya didengarkan orang tuanya.
Kedua, pengalaman orang tua berbeda dengan pengalaman anak. Orang tuanya umur 30 tahun, anaknya umur 3 tahun. Tentu saja pengalamannya yang berbeda. Anak tidak akan mau mendengarkan misalnya, 'Ma, kenapa hujan turun?' 'Karena ada terjadi penguapan di laut akhirnya diserap oleh awan....' Bukan jawaban seperti itu yang diinginkan oleh anak menurut para ahlinya, bukan kami ahlinya.
Jawaban yang diinginkan anak berumur 3 tahun, bukanlah jawaban yang diinginkan oleh orang berusia 30 tahun karena pengalaman hidupnya berbeda. Maka anak hanya ingin mendengarkan jawaban dari pada orang tuanya seperti apa adanya. 'Hujan terjadi karena kehendak Allah. Hujan terjadi karena ada yang mengaturnya. Hujan terjadi karena Allah itu Maha Kuasa, Allah berhak membuat bumi ini basah.'
Inilah yang diinginkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW, yaitu mengarahkan anak, mengajarkan akidah, memperkenalkan Allah SWT kepada anak sebagai Penguasa.
(pus/wes)