Kata Ustaz: Beda Kebohongan dengan Menutup Aib Dalam Rumah Tangga

Kata Ustaz: Beda Kebohongan dengan Menutup Aib Dalam Rumah Tangga

Tim detikcom - detikHot
Rabu, 26 Jul 2023 06:05 WIB
Ustaz Maulana Senang Makan Bareng Kru TV hingga Dion Wiyoko
Ustaz Maulana. Foto: Instagram/m_nur_maulana
Jakarta - Berumah tangga dan pernikahan adalah ibadah. Jangan pernah mengisi rumah tangga dengan kebohongan. Ingat, bohong dengan menutup aib rumah tangga ada bedanya.

Kata Ustaz mengambil nasihat dari Ustaz Maulana dalam Islam Itu Indah menyoal kebohongan dalam rumah tangga. Hati-hati! Orang yang sudah berani berbohong bisa memancing kebohongan lainnya.

Suami dan istri hindari berbohong. Namun, berbohong untuk menutupi aib lain cerita. Kebohongan bisa menimbulkan kekecewaan dan kebencian. Dari situ hilang sudah keberkahan dalam rumah tangga.

Berikut penjelasan lengkap Ustaz Maulana:

Kepada semuanya wahai suami, wahai istri, wahai semua yang berumah tangga, yang akan (berumah tangga), yang sedang menjalani. Nikah itu adalah ibadah. Bukan untuk kebohongan, tidak boleh.

Lihat sisi kebohongannya hati-hati. Ketika orang berbohong, diawali dengan kebohongan semua yang dihadirkan adalah kebohongan, naudzubillah min dzaalik.

Ingat kalau orang jujur itu enak, memang pahit, tapi jujur itu luar biasa loh. Tapi, ketika diawali dengan kebohongan, timbullah kekecewaan, timbullah pengkhianatan, timbullah rasa benci, dan sebagainya. Maka hilanglah berkah.

Berkah itu kebaikan yang bertambah, berkah itu kemuliaan, berkah itu kenikmatan, berkah itu kebahagiaan. Mana ada kebahagiaan kalau ada kebohongan.

Makanya saya tidak suka bila dia menyukai seseorang wanita dia santet. Dia cinta karena terpaksa.

Bedakan bohong dengan menutup aib. Di sini yang tidak boleh diceritakan masa lalu, aibnya. Aib masa lalu, jangan (dibuka). Dosa masa lalu, jangan (dibuka). Tapi kebohongannya tetap bohong.

Tapi dosa masa lalu jangan diungkit, Allah sudah ampuni kenapa engkau ungkit lagi? Allah sudah tutupi aib masa lalu, tapi kenapa kau ungkit lagi? Sudah.

Waktu itu saya bilang almarhumah (istri) jangan ceritakan masa lalu mu karena saya tidak perlu masa lalu mu. Yang saya butuh adalah masa depan.

Kejujuran itu membawa kepada kebaikan. Kebaikan itu membawa pada keberkahan. Tapi, kebohongan mengalihkan kepada dosa. Dosa mendapatkan kemurkaan.

Tidak akan mungkin kebohongan itu bisa selesai, kebohongan satu akan ditutupi dengan kebohongan lainnya.




(pus/wes)

Hide Ads