Moge Uje Dijual, Sekarang Milik Panji Petualang

Moge Uje Dijual, Sekarang Milik Panji Petualang

Febriyantino Nur Pratama - detikHot
Kamis, 27 Apr 2023 09:25 WIB
Ustaz Jefri Al Buchori
(Foto: 20Detik) Keluarga nyekar ke makam Uje.
Jakarta -

Mendiang ustaz Jefri Al Buchori atau akrab disapa Uje dikenal sebagai sosok yang suka naik motor gede (moge). Nahasnya kecelakaan saat naik moge juga yang merenggut nyawa dai kenamaan itu. Kini moge milik Uje sudah dijual oleh keluarga.

Fajar Sidik, adik Uje menyebut, motor gede yang dulunya jadi kesayangan Uje itu kini sudah berpindah kepemilikan. Adalah Panji Petualang yang kini jadi 'tuan' baru moge tersebut.

"(Dijual) ke Panji Petualang. Sekarang motornya sama Bang Panji, ada di Karawang," kata adik Uje, Fajar Sidiq saat hendak ke makam Uje, TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat pada Rabu (26/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan dijualnya motor tersebut berkaitan dengan kenangan dan trauma keluarga. Terlebih ibunda Uje dan istrinya, Umi Pipik, disebut kerap teringat akan kejadian yang menimpa Uje.

Alhasil motor tersebut dijual ke orang lain dalam rangka move on. Keluarga ingin melupakan kejadian yang merenggut nyawa ustaz Jefri.

ADVERTISEMENT

"Ya sebetulnya untuk apa, melepas ingatan yang memang harus dilupakan ya. Ini kan salah satu yang membuat, mungkin, Umi Tatu atau umi Pipik selalu teringat ya kejadian malam itu. Makanya dari keluarga kita putuskan ya udahlah kita jual," bebernya.

Motor itu sempat hendak diserahkan kepada Abidzar Al Ghifari, putra pertama Uje. Namun hal itu urung dilakukan.

"Dan memang saat itu mau diserahkan terima kembali ke Abidzar cuma waktu lalu ada suatu hal ya yang ngelepas ingatan ya," kata Fajar.

"Takut ingat melulu," timpal Umi Tatu.

Ia juga mengatakan kondisi motor tersebut sudah diperbaiki sebelum dijual. Namun keluarga urung menerima motor itu kembali.

"Kalau motor mah udah normal lagi udah cakep, makanya untuk menerimanya agak berat lah," ungkapnya.

Sementara itu disinggung motor itu dijual berapa, Fajar menyebut harga standar tapi ia enggan merinci. Yang pasti uang hasil penjualan motor itu digunakan untuk hal yang baik.

"Kalau harga standar ya, kebetulan waktu itu pesantren ada butuh juga, untuk pembangunan jadi ya lebih baik kita jual dan ada manfaatnya untuk almarhum," pungkasnya.

(fbr/aay)

Hide Ads