Clara Bernadeth juga punya cerita tak mengenakkan mengalami mental abuse. Mulai dari cerita kedua orang tuanya hampir berpisah, Clara bernadeth juga mengalami emotional abusive dari orang terdekat.
Rentetan kisah yang dialami Clara Bernadeth mirip dengan cerita dalam film Kembang Api yang dibintangi oleh Ringgo Agus Rahman, Donny Damara, Hanggini, dan Marsha Timothy yang tayang serentak di seluruh Indonesia pada 2 Maret 2023. Pengakuan Clara Bernadeth diungkapkannya dalam channel YouTube Falcon.
Clara Bernadeth Mengawali cerita saat dirinya duduk dibangku sekolah, saat itu hubungan orang tuanya tidak baik. Melihat kondisi seperti itu, Clara Bernadeth mengaku bingung dan enggan pulang ke rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pernah tuh aku pulang sekolah, tapi tidak pulang ke rumah, tapi aku nginep di rumah teman. Aku ngerasa hidup gue gimana? Bingunglah pastikan karena waktu itu orang tua aku mau pisah. Dengan kepergian aku tuh membuat orang tua malah jadi nggak pisah sebenarnya. Sampai sekarang, puji Tuhan mereka masih bareng. Itu yang sampai sekarang aku punya perspektif berbeda sama keluarga," cerita Clara Bernadeth.
Selain itu Clara Bernadeth juga mengalami emotional abusive oleh seseorang. Orang tersebut mempunyai sifat pemarah.
"Sebenarnya aku dulu sempat mengalami yang namanya bukan KDRT ya. Tapi emotional abusive sama seseorang. Dia tuh tipenya kalau marah yang teriak, lempar barang, cuma sudah membahayakanlah. Aku baru sadar, kalau itu termasuk dalam salah satu kekerasan dalam hubungan. Walaupun bukan fisik, tapi secara emotional kita di-abuse. Secara mental aku kena banget," ceritanya sambil menangis.
"Bahkan itu membuat aku bingung, linglung nggak fungsional secara apa pun. Di tengah-tengah itu, aku lagi nyetir sendiri. Pulang dari rumah dia, habis berantem terus diancam, aku sempat merasa apa gue tabrakin aja ini mobil ya, dia senang kali ya. Perlakuan dia pada aku tuh membuat aku nggak ada willingness untuk hidup. Tertekan banget hidup aku," tambahnya.
Clara Bernadeth bersyukur memiliki kakak seorang psikolog. Clara Bernadeth mendapat banyak penjelasan tentang mental illness.
"Dulu kita belum tahu mental illness itu apa, mental health issue apa. Dulu tuh belum banyak dibahas. Thanks God, kakak aku psikolog, jadi kita banyak ngobrol soal mental illness pentingnya menjaga hati, pikiran kita, dan apapun yang kita lewati. Kalau trauma itu jangan dikubur, jangan ditutupin, jangan dibiarin," ceritanya.
"Alasan aku tidak jadi mengakhiri hidup karena waktu itu terbesit ada mama, papa yang nunggu aku di rumah. Dan aku bersyukur banget di kelilingi oleh orang-orang yang mencintai aku. Dorongan dari sekitar kita, itu penting banget. Ketika kita dikelilingi orang-orang yang tepat, benar-benar support dan mencintai kita, itu bisa menjadi motivasi disaat pemikiran rusak itu muncul," sambung Clara Bernadeth.
Mengalami pengalaman masalah seperti itu membuat Clara Bernadeth bersyukur. Dari situ dia bisa belajar dan mengerti soal hubungan. Clara Bernadeth jadi mengerti bagaimana hubungan yang baik.
"Aku belajar, oh orang tepat seperti ini, mereka nggak bakal nyakitin kamu, do this, do that yang membahayakan kamu. Karena bagaimanapun juga, masalah mental, masalah emotional, apapun yang terjadi dalam. Diri kita adalah tanggung jawab kita. Mau masalah dari luar sekeras apa pun, tapi kita yang diberi tanggung jawab sama Tuhan untuk menjaga hidup kita sendiri, dengan tidak mengakhiri hidup kita sendiri. Karena bagaimanapun juga, semua masalah akan ada titik terangnya juga," ungkapnya.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi sama diri kalian. Masalah apa yang terjadi sama kalian saat ini. Satu hal yang bisa aku bilang adalah jangan menyerah karena kita tidak tahu ke depannya masalah itu akan membawa kita ke tempat mana karena habis gelap terbitlah terang," tukasnya.
(pus/dar)