Kata Ustaz: Dosa! Suami Suruh dan Izinkan Istri Kerja karena Nafsu Duniawi

Kata Ustaz: Dosa! Suami Suruh dan Izinkan Istri Kerja karena Nafsu Duniawi

Tim detikcom - detikHot
Jumat, 23 Des 2022 06:00 WIB
Ustaz Syam alami selip lidah sat ceramah
Nasihat Ustaz Syam untuk para suami jangan suruh istri bekerja hanya untuk nafsu duniawi. Foto: dok. Instagram Ustaz Syam
Jakarta -

Suami dan istri memang harus saling melengkapi. Akan tetapi, hati-hati untuk para suami ada dosa yang jarang kalian sadari.

Salah satunya adalah ketika menyuruh dan mengizinkan istri bekerja karena nafsu duniawi dan bukan kebutuhan. Jangan sampai seorang suami menyalahi kodrat seorang istri.

Kata Ustaz mengutip nasihat Ustaz Syam Elmarusy dalam Islam Itu Indah. Suami boleh mengizinkan istri bekerja juga dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut penjelasan lengkap Ustaz Syam Elmarusy:

Kalau bahasanya memerintahkan, menyuruh istri bekerja, maka salah atau keliru. Karena yang hendak mencari dan memberi nafkah adalah suami.

ADVERTISEMENT

Al-Qur'an surat At-Talaq ayat 7:

لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مِّنْ سَعَتِهٖۗ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهٗ فَلْيُنْفِقْ مِمَّآ اٰتٰىهُ اللّٰهُ ۗ لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا مَآ اٰتٰىهَاۗ سَيَجْعَلُ اللّٰهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُّسْرًا ࣖ

Kalau memerintahkan dilarang, tapi kalau mengizinkan bisa jadi. Kenapa? Karena suami yang wajib untuk menafkahi. Kalau istri mencari nafkah dan memberi nafkah itu hitungannya adalah sedekah. Bukan kewajiban bagi sang istri.

Kedua yang perlu digarisbawahi setiap manusia punya kebutuhan dan keperluannya masing-masing ada yang dari suaminya. Namun dari suaminya tidak mencukupi, maka sang istri boleh meminta izin kepada suaminya dan suami mengizinkannya.

Yang salah dan keliru karena kita bahas kali ini dosa-dosa suami yang jarang disadari. Pertama, ketika suami mengizinkan istrinya bercampur baur dengan non-mahram di tempat kerjanya.

Kedua, mengizinkan istrinya keluar tanpa menutup aurat. Kalau suaminya yang mengizinkan berarti suaminya juga turut terlibat dosa-dosa tersebut.

Ketiga karena bekerjanya disebabkan bukan karena kebutuhan, tapi nafsu dan ambisi. Mohon maaf, banyak yang suaminya sudah berkecukupan, tapi angan-angan dan ambisinya ini cukup besar. Enak ya kalau rumahnya makin besar, enak ya kalau mobilnya ada tiga, enak ya kalau ini ada banyak, ambisi duniawi yang membuatnya lupa akan kewajiban di rumah dan melanggar norma-norma dalam agama. Akhirnya istrinya ikut bekerja, sudahlah kamu kerja saja kalau kamu kerja juga kita bisa beli mobil lagi.

Beda cerita kalau suaminya sakit. Sebagai istri tak mau meninggalkannya, biarlah saya yang bekerja. Maka itu bagus bukan dosa, tapi pahala untuk istrinya.

Tanpa bermaksud menggurui dan mengajari, anak kecil pertumbuhannya tidak akan terulang. Jangan sampai terlewat masa-masa kecil anak-anak kita, jangan sampai kita kelewat mendidik mereka huruf Al-Qur'an, jangan sampai terlewat kita bagaimana mereka bacaan Al Fatihah sehingga jadi alam jariah untuk orang tuanya.

Apalagi seorang ibu disebut sebagai madrasatul ula, sekolah pertama bagi anak-anaknya. Maka istri boleh bekerja dengan suami memberikan izin bekerja dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.




(pus/wes)

Hide Ads