Pernah dicampakkan seseorang di masa lalu, terkadang menimbulkan rasa dendam di hati. Dendam yang menguasai seseorang hanya akan mendatangkan keburukan dan kebencian.
Kata Ustaz mengutip nasihat dari Ustaz Syam Elmarusy. Ustaz Syam mengatakan amarah dan kecewa adalah hal yang lumrah terjadi pada manusia.
Orang-orang yang membuat kita kecewa pasti mereka adalah yang terdekat. Cara untuk menghilangkan rasa dendam dan kecewa terhadap orang yang sudah menyakiti, mencampakkan, dan mengecewakan, ada tiga hal yang harus diingat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut penjelasan lengkap Ustaz Syam:
Maka jikalau dikatakan seseorang punya hati nurani, seseorang punya perasaan, amarah itu adalah fitrah manusia, kecewa itu adalah fitrah manusia dan yang membuat kecewa itu orang yang kita cintai pasti. Nggak mungkin kita dikecewakan dengan orang yang nggak kenal sama kita. Tapi yang membuat kita kecewa biasanya kerabat yang kita cintai.
Maka akhirnya timbullah dendam. Orang-orang terdekat kita, bisa sahabat atau orang terdekat kita.
Maka bagaimana caranya agar bisa sedikit mengobati atau menghilangkan perasaan atau dendam lama yang pernah dilakukan orang lain?
Pertama adalah melihat kebaikannya lalu menutup mata dari keburukannya. Inilah cara Baginda Nabi SAW ketika hendak menerima baiat masuk Islamnya Ikrimah. Ikrimah adalah seorang anak dari Abu Jahal. Namun, ketika Ikrimah mau kembali ke Mekah, lalu mau masuk Islam. Justru Nabi SAW berpesan kepada para sahabat agar melihat Ikrimahnya, jangan melihat bapaknya. Jadi agar melihat kebaikan Ikrimahnya, jangan melihat keburukan Abu Jahal ke Nabi SAW.
Kedua, jikalau dia orang yang bukan harus kita sambung silaturahim. Tadi kan dibilang kerabat, tapi dia orang yang bukan harus kita sambung silaturahim kepadanya, kita tidak ada ikatan rahim, ikatan jauh, mungkin partner bisnis yang pernah mengecewakan. Apa yang harus dilakukan?
Nabi juga punya contohnya. Nabi pernah bertemu orang yang membunuh pamannya Nabi, bahkan memakan hati pamannya Nabi. Nabi menerima masuk Islamnya, tapi Nabi tidak mau memandang wajahnya. Nabi tidak sanggup memandang wajahnya.
Artinya kita boleh menjauh, bukan untuk merasa sombong, tapi untuk menghindari konflik. Insyaallah hal-hal seperti ini bisa kita menghindari.
Satu pandang kebaikannya, tutup mata dari keburukannya. Kedua adalah menjauh darinya dalam hal menghindari mudharat yang ada.
Ketiga, ketika kita sudah berlanjut kehidupannya, sudah move on maka sibukkan diri yang tidak sama dengan perbuatan orang tadi. Artinya kata Nabi SAW, 'Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Tamballah keburukan dengan kebaikan. Kalau kita sibuk dengan kebaikan, insyaallah keburukan-keburukan akan terlupakan.'
Kenapa ada dendam dalam hati? Karena hati tidak diisi dengan Allah SWT. Kenapa sifat buruk ada di hati? Karena hati itu kosong tidak mengisi dengan sifat kebaikan, jadi diisi dengan keburukan.
(pus/wes)