Kehidupan kakak beradik sebelum dan sesudah menikah dengan pasangan masing-masing tentu berbeda. Satu yang harus diperhatikan, jangan terlalu dalam ikut campur terlalu dalam urusan rumah tangga saudara.
Tentunya belakangan ini di media sosial ramai dengan video pertengkaran yang terjadi, mulai dari kakak ipar dengan adik ipar hingga kakak beradik itu sendiri karena urusan rumah tangga. Sempat viral ketika kakak ipar merasa adik iparnya terlalu memanfaatkan adiknya hingga memicu adu mulut.
Ada juga seorang istri yang merasa terpukul karena ternyata kakak sang suami membicarakan kehidupan rumah tangga mereka di belakang. Baik di depan dengan meminjamkan seperti kendaraan, tapi di belakang hal itu menjadi pergunjingan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentu hal tersebut akan membuat hubungan kakak beradik jadi kurang harmonis. Menyoal hubungan kakak beradik yang sudah punya rumah tangga masing-masing, Kata Ustaz mengambil nasihat dari Ustaz Ahmad Bani.
Ustaz Ahmad Bani dalam Islam Itu Indah, mengingatkan memang sudah sepatutnya tidak ikut campur terlalu dalam masalah keluarga saudara. Adanya pertengkaran antara kakak dan adik itu wajar, tapi yang harus dijaga adalah jangan sampai kebablasan.
Berikut nasihat lengkap Ustaz Ahmad Bani:
Biar bagaimanapun seorang yang sudah menikah dan berumah tangga, orang tua, kakak, keluarga sebaiknya kita tidak terlalu dalam ikut campur dalam urusan rumah tangga. Memang kepedulian kita, tapi biar mereka menyelesaikan. Tapi khawatir tadi terjadi sengketa, pertengkaran dan seterusnya.
Bagaimana kalau terjadi sengketa, pertengkaran, ribut, kita memiliki ego? Mohon maaf namanya kita manusia biasa, kita ada kalanya kesal, marah, itu adalah bumbu-bumbu yang membuat persaudaraan ini indah. Bukankah yang kita rindukan dari saudara kita ketika dulu mungkin kita saling lempar bantal, saling kejar-kejaran, bertengkar sampai nangis, itu yang membuat persaudaraan semakin indah.
Tapi memang jangan sampai itu kebablasan, terbawa sampai kita usia dewasa. Bagaimana meredamnya? Kita belajar dari manusia pertama setelah nabi Adam, antara Qabil dan Habil. Ketika mereka terjadi sengketa, belajarlah dari Habil. Direkam oleh Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 48, 'Saudaraku Qabil meskipun kau julurkan tanganmu, arahkan senjata untuk menyerangku, aku tidak akan membalas itu. Aku tidak akan membalasmu, aku tidak akan menyerangmu. Kenapa? Aku takut kepada Allah, kau saudaraku, kita lahir dari rahim yang sama, kita lahir dari cinta yang sama, daging yang sama. Kebersamaan ini yang mesti kita jaga. Supaya mengantarkan kita ke surganya Allah. Masalah harta, masalah kehidupan rumah tangga jangan sampai kita bertengkar.'
Rasulullah SAW mengatakan, 'Barang siapa yang mampu meredam emosinya, meski dia bisa melakukan itu, meluapkan emosinya, tapi dia tahan karena takut pada Allah SWT. Maka saat hari kiamat Allah akan panggil nama dia diseluruh makhluknya, Allah akan persilakan dia masuk surga dipersilakan untuk memilih bidadari untuk mendampingi dia di surga.'
Mengalahlah demi kemaslahatan bersama.
(pus/wes)