Perempuan memang sangat senang kumpul-kumpul bareng keluarga atau teman dan membicarakan segala hal. Inilah yang harus diwaspadai, jangan sampai berawal dari kumpul-kumpul malah kebablasan sampai bicarakan aib suami.
Kata Ustaz kali ini menyoroti soal sikap seorang perempuan. Perempuan harus bisa menjaga kehormatan, jiwa, tubuh, dan lisannya. Untuk mereka yang sudah bersuami, haruslah pandai menjaga aib rumah tangga dan suami agar tidak diungkapkan kepada orang lain.
Mengambil nasihat Habib Usman bin Yahya dalam Islam Itu Indah, perempuan bisa menjaga hati dan perbuatannya dengan sedekah. Janganlah jadi perempuan yang menjelek-jelekkan suaminya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut nasihat lengkap Habib Usman bin Yahya agar jangan kebablasan seorang perempuan ketika ngobrol sampai buka aib suami:
Wanita adalah makhluk yang lemah, sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW, di mana Rasulullah SAW mengatakan, 'Perempuan ini dia ketika haid atau nifas akan rentan dengan setan. Maka perbanyaklah sedekah, untuk menjaga lisannya, untuk menjaga hatinya, jiwanya, agar jangan sampai dia bicara yang nggak-nggak atau menceritakan aib suaminya. Agar bisa menahan jiwanya agar tidak bermaksiat, maka dia harus sedekah.'
Kedua, ingat janganlah kalian wanita menjelek-jelekkan suami kalian. Bagaimanapun juga, dia itu adalah bapak dari anak-anak kita, dia suami kita, dia pernah berbuat baik sama kita, harus dijaga. Jangan sampai lidah kita tiba-tiba keluar misalnya, 'Suami saya itu kalau mau tidur kerjaannya buang angin doang. Itu suami saya kalau ngomong panjang banget,' atau suami saya iu begini, begini, begini, dijelaskan keburukannya, naudzubillahminzalik. Inilah yang nggak boleh. Menjadi istri yang berkata-kata dan berkalimat yang tidak baik.
Makanya, oleh karena itu, wajib seorang laki-laki mencari pasangan, pasangan yang salihah, bertakwa pada Allah SWT. Kalau tidak, saleh kan diri kita, dan insyaallah dapat pasangan yang salihah.
Sebab itu maka wanita yang salihah adalah wanita yang taat pada Allah. Memelihara dirinya, memelihara jiwanya. Ketika suaminya tidak ada, makanya ngomong sama tetangga, ngomong sama keluarga, ngomong sama temannya, ngomong sama lingkungannya, maka dijagalah kalimatnya. Menjaga dirinya, menjaga jiwanya, menjaga tubuhnya, menjaga lisannya, pikirannya untuk tetap taat pada suaminya. Ini wanita yang salihah, ini wanita yang bertakwa kepada Allah SWT.
Makanya kalau ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT, jadikan jiwa, lisan, hati, pikiran, dan segalanya untuk selalu ada dalam keyakinan Allah SWT selalu memikirkan kita.
Paling terpenting, wanita yang terjaga itu hadir di majelis taklim, duduk dengan orang-orang salihah, agar menjadi orang yang salihah insyaallah. Agar berkata-kata, berkalimat yang baik, jauh daripada kemaksiatan, perbuatan dosa jauh daripada lidahnya menggunjing, memfitnah, memprovokasi, menggibahi, menyakiti suaminya. Inilah yang harus dilakukan wanita salihah, berzikir, ingat kepada Allah SWT ketika mau duduk ingat kepada Allah SWT, ketika mau debat ingat kepada Allah SWT, sehingga insyaallah jadi wanita yang salihah.
(pus/wes)