Imbas Panjang Promotor Nakal

Imbas Panjang Promotor Nakal

tim detikhot - detikHot
Jumat, 04 Nov 2022 12:09 WIB
Penampakan lautan manusia di festival musik Bedendang Bergoyang di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (29/10/2022). Puluhan orang dilaporkan pingsan.
Foto: Penampakan lautan manusia di festival musik 'Bedendang Bergoyang' di Istora Senayan, Jakarta Pusat. Puluhan orang dilaporkan pingsan. (Foto: Dok. Polisi)
Jakarta -

Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Di tengah ramainya konser musik di Jakarta minggu-minggu ini, muncul masalah yang bikin perizinan makin sulit.

Festival musik Berdendang Bergoyang mengakibatkan 27 orang pingsan. Ada dugaan penonton yang datang melebihi kapasitas.

Promotor pun kini dipolisikan. Tapi bukan cuma itu saja, ada imbas panjang yang kini harus dirasakan promotor lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya korban itu, korban akibat kelalaian menempatkan orang pada situasi berbahaya," tegas Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin.

Berdendang Bergoyang awalnya meminta izin keramaian ke Satgas COVID-19 sebanyak 5000 penonton. Kemudian perizinan ke Polres Metro Jakarta Pusat sebanyak 3000 orang.

ADVERTISEMENT

Kenyataannya, Berdendang Bergoyang sampai hari pelaksanaan masih menjual tiket sehingga penonton yang hadir sejumlah 27 ribu orang. Di hari kedua dan ketiga pun festival tersebut dihentikan.

Salah satu yang terdampak adalah konser 30 tahun Dewa 19 yang harus ditunda hingga tahun depan. Ahmad Dhani, pendiri band itu berharap tak ada lagi promotor yang nakal.

"Saya berharap polisi menindak tegas panitia nakal," ungkapnya kepada detikcom.

Asosiasi Promotor Musik Indonesia atau APMI membahas soal konser Dewa 19 yang ditunda karena belum adanya perizinan dari pihak kepolisian. Emil Mahyudin selaku Sekjen APMI menjelaskan, perihal perizinan konser memang berjalan secara pararel.

Biasanya, polisi baru akan menurunkan perizinan beberapa hari sebelum pelaksanaan acara. Hal itu karena polisi melihat keramaian yang sedang terjadi mendekati hari pelaksanaan.

"Sebenarnya lazim nya memang pararel. Perurusan izin itu memang pararel. Nah sedangkan promotor itu jual tiket perlu waktu ya. Nah izin keramaian itu misalnya dari 4 bulan yang lalu kita ajuin kan nggak otomatis dikeluarin waktu itu," ujar Emil di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2022).

Selain itu, nantinya pihak APMI akan ada perhatian khusus untuk konser Dewa 19 ini.

Hal itu karena konser ini nantinya akan dihadirkan oleh 70 ribu penonton. Tentunya pembahasan soal keamanan dan ketertiban penonton wajib dijalankan dengan baik.

"Iya mengelola 70 ribu orang dalam satu hari itukan nggak mudah ya. Tapi lagi-lagi jangan melihat 70 ribu orang yang akan datang ke konser dalam satu hari itu sebagai orang liar atau orang yang berdemo. Kan mereka adalah orang yang membeli tiket pada dasarnya juga pengen seneng, pengen menikmati hiburan bukan pengen bikin keributan bukan pengen bikin huru hara," papar Emil.

Tak cuma konser Dewa 19, beberapa festival musik besar juga terancam batal seperti DWP, Head In The Clouds, dan Soundrenaline 2022. Hal itu karena pihak kepolisian tak mau lagi ada kerumunan yang menyebabkan kapasitas berlebih dan menimbulkan korban jiwa.

Emil Mahyudin yang merupakan Sekjen APMI menegaskan, tidak semua promotor festival musik disamakan perihal kelihaian dalam menyelenggarakan acara.

"Betul, banyak. Makanya kita minta jangan digeneralisir. Karena, contoh event sukses, dengan puluhan ribu penonton itu banyak sekali," ujar Emil.

"Jangan hanya gara-gara satu kejadian, kemudian semua kena imbasnya."

Nyatanya saat ini ada imbas yang sudah dirasakan gara-gara promotor nakal tersebut.

"Kita sekarang lagi di dalam situasi penuh ketidakpastian. Apakah izin itu boleh jalan? Kalau boleh bagaimana, apakah tidak boleh jalan? Apakah boleh di indoor? Apakah boleh di outdoor? Apakah boleh sampai 12.00 malam? Sekarang tuh lagi penuh ketidakpastian," tegas Emil.



Simak Video "Video: Viral Mobil Jip Yuke Dewa 19 Senggol Bocah di Tasikmalaya"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads