Korban Pelecehan Harvey Weinstein: Aku Dipaksa, Menangis dan Tersedak

Korban Pelecehan Harvey Weinstein: Aku Dipaksa, Menangis dan Tersedak

Asep Syaifullah - detikHot
Selasa, 25 Okt 2022 21:25 WIB
SUN VALLEY, ID - JULY 12: Harvey Weinstein, co-chairman and co-founder of Weinstein Co., attends the second day of the annual Allen & Company Sun Valley Conference, July 12, 2017 in Sun Valley, Idaho. Every July, some of the worlds most wealthy and powerful businesspeople from the media, finance, technology and political spheres converge at the Sun Valley Resort for the exclusive weeklong conference. (Photo by Drew Angerer/Getty Images)
Harvey Weinstein dituntut beberapa kasus pelecehan dan pemerkosaan. Drew Angerer/Getty Images
Jakarta -

Persidangan kasus pelecehan yang dilakukan Harvey Weinstein di Los Angeles pada Senin (24/10) mengundang haru. Hal itu diakibatkan dari pengakuan wanita yang menjadi korban dari ulah bejat sang produser Hollywood itu.

Wanita yang diperkenalkan dengan nama Jane Doe #1 (untuk melindungi identitas sang korban) itu menceritakan kejadian traumatis yang dialaminya pada Februari 2013 saat menghadiri Los Angeles Italia Film Festival dalam pekan perayaan Oscar. Usai berpesta bersama beberapa sineas ia pun kembali ke hotel untuk beristirahat.

Setelah mengganti busana dengan baju tidur, tiba-tiba saja pihak hotel pun menghubunginya dan mengatakan jika ia memiliki tamu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aku sama sekali tak menunggu seseorang. Aku bingung...Aku tak mengerti apa yang dilakukannya di hotel," ungkapnya.

Ia pun mengatakan jika tamu tersebut lebih baik menunggu di lobi karena ia akan turun ke bawah, namun sayangnya permintaan itu ditolak olehnya dan tak lama kemudian pintunya pun diketuk. Harvey tiba-tiba muncul di tengah malah di depan pintunya dan mengatakan jika ingin berbicara sesuatu dengannya.

ADVERTISEMENT

Karena enggan membuat gaduh dengan suara berisik ketukan tersebut, ia pun akhirnya mengizinkannya masuk. Namun hal selanjutnya yang terjadi adalah Harvey Weinstein malah naik ke atas kasur dan membuka jaketnya serta memaksanya untuk memijat tubuhnya itu.

"Aku memintanya untuk pergi (namun ia tak mendengarkan). Ketika ia naik ke kasur, ia menjadi orang yang berbeda. Aku pun benar-benar tegas untuk memintanya pergi," ucapnya sambil menangis.

Untuk membuat Harvey pergi dari sana, ia pun menceritakan jika dirinya adalah ibu dari tiga anak dan menunjukkan foto mereka di ponselnya. Ia pun memohon agar sang produser meninggalkan kamar tersebut sekaligus menegaskan jika dirinya sama sekali tak tertarik secara seksual atau pun romansa dengannya karena mereka tak saling kenal.

Namun Harvey Weinstein acuh, ia justru malah memberikan komentar soal payudara sang aktris dan memuji kecantikannya. Bahkan pria berusia 70 tahun itu malah makin berani dan membuka celananya serta memaksa wanita itu untuk melakukan hal-hal tidak senonoh.

"Aku panik dan menangis...Ia hanya berkata,'Tidak apa'. Seolah sama sekali tak terjadi apa-apa dan ia tak peduli."

"Ia memaksaku untuk melakukan apa yang dia minta...Aku menangis dan tersedak," ungkapnya.

Wanita tersebut menjadi saksi pertama di dalam persidangan untuk kasus tersebut. Sebelum ia bersaksi tim kuasa hukum Harvey Weinstein pun melakukan pembelaan dengan menyebutkan jika beberapa tahun usai kejadian itu sang wanita masih datang ke acara pesta yang digelar oleh kliennya dan mengunggahnya di media sosial. Persidangan pun akan kembali dilanjutkan pada Selasa (25/10) waktu setempat.




(ass/dar)

Hide Ads