Ketika korban kekerasan bisa memaafkan pelaku, jangan langsung dihujat. Penyanyi Andien yang pernah jadi korban kekerasan mantan pacar mengungkap apa yang dia rasakan.
Kekerasan dalam satu hubungan mulai dari pacar hingga suami istri selalu jadi sorotan. Belakangan kisah Lesti Kejora yang memilih damai dengan Rizky Billar usai mengalami KDRT menuai pro dan kontra.
Ada saja yang menilai Lesti Kejora terlalu bucin. Penyanyi Andien selama 9 bulan bertahan dalam hubungan toxic, di mana mantan pacarnya suka melakukan kekerasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, berkali-kali Andien memaafkan dan kembali menjalin hubungan serta menerima kondisi sang mantan pacar. Padahal kekerasan yang dialami Andien sudah tidak wajar, mulai dicekik, dipukul, ditonjok, hingga dibeset menggunakan pisau.
"Ini sebenarnya akan sulit dicerna sama orang yang belum pernah merasakan. Waktu pertama kali aku dipukulin, aku merasa wah ini udah nggak benar. Sudah pasti aku putusin. Aku putusin waktu itu," cerita Andien di Studio 41 FYP, Mampang, Jakarta Selatan.
Ternyata tak semudah itu lepas dari hubungan toxic seperti itu. Selama 9 bulan Andien bertahan, dipukuli, putus, minta maaf, nyambung lagi, dan kembali lagi terjadi kekerasan.
"Biasanya minta maafnya sampai nangis-nangis, sujud-sujud, kayak sesak napas, 'Gue nggak bisa hidup tanpa lo.' Benar-benar merasa kayak aku merasa bersalah dan bertanggung jawab. Karena menurut dia cuma aku yang bisa mengubah dia. Dia membutuhkan bantuan aku untuk mengubah hidup dia," ungkap Andien.
"(Akhirnya) Mengulangi lagi, ulangi lagi (tindak kekerasan). Iya karena sebenarnya kalau dipikir-pikir, pas aku nge-tweet ada yang balas, 'Wah sebucin itu ya.' Aku coba flashback sebenarnya bukan bucin juga sih, karena nggak benar-benar balikan karena aku cinta banget sama dia, lebih ke rasa kasihan, siapa lagi nih yang menolong dia kalau bukan gue yang menolong dia," beber Andien.
Dahulu sangat minim penjelasan tentang abusive relationship. Saat ini ketika banyak yang sadar tentang kekerasan dalam hubungan, harus banyak pemikiran yang makin terbuka.
"Keputusan memang ada di tangan masing-masing. Kita semua punya hak untuk memiliki hidup yang lebih baik. Aku yakin kalau hari itu aku terus-terusan mempertahankan hidupku dengan hidupnya hari ini aku nggak punya hidupku sekarang ini," tegasnya.
(pus/dar)