Salah satu hal yang paling menarik dari mengobrol dengan Cok Wah, atau Tjokorda Ngurah Suyadnya dari Keluarga Puri Ubud adalah penuh dengan tawa dan petuah. Tidak terbayang sama sekali obrolan lebih dari satu jam itu berlangsung begitu kasual. Namanya juga keluarga raja, tentu saja citra yang diperkirakan terjadi adalah serius.
Soal bercandanya Cok Wah dalam memberikan jawaban sudah terdengar sejak menit pertama. Tentang bagaimana dia bercerita dirinya tak mau dikenal sebagai politikus melainkan gelandangan. Atau saat dia ditegur oleh turis karena merokok di Puri Langon, yang dibalas dengan jawaban santai bahwa ini adalah tempat tinggalnya.
"Jangankan orang, anjing saja bebas masuk," celoteh Cok Wah menanggapi pertanyaan seberapa terbuka Puri Langon bagi semua kalangan.
Baca juga: Di Balik Pintu The Royal Family Ubud |
Bicara soal petuah, tidak kalah menarik lewat filosofi huruf 'M'. Bertempat di Puri Langon, Ubud, Bali, Cok Wah menjelaskan filosofi yang terdengar sedikit konyol, tapi ternyata cukup masuk di akal. Apakah itu?
"Sebenarnya ada satu kesamaan antara kita, dengan Kerajaan Inggris, atau kerajaan di Belanda, Thailand dan sebagainya. Mungkin saya Keluarga Puri, tapi sadar nggak kalau kita semua punya kesamaan. Siapapun orangnya, kastanya, profesinya, kita sama-sama punya garis tangan berbentuk huruf 'M'," jadilah detikHOT dan seluruh kru melihat telapak tangan masing-masing dan menemukan apa yang diungkap oleh Cok Wah.
"Apa artinya? Artinya mati. Nggak mungkin ada yang nggak M, garis-garisnya boleh beda tapi dasarnya M. Coba cek keluarga kerajaan di tempat lain, kalau bukan M, kembali lagi ke sini," sambungnya.
Selanjutnya tentang filosofi garis tangan
(mif/nu2)