Lebih lanjut, terdengar komikal juga cocoklogi, tapi sebetulnya serius, Cok Wah menjabarkan berbagai makna dari huruf M dalam kehidupan sehari-hari.
"Kalau lapar, ya makan, kalau nasib kita bagus jadi miliuner, kalau nasib kita jelek, miskin. Hobi saya pribadi, mancing. Di Bali itu ada kegiatan yang juga sudah semacam jadi tradisi, meceki (bermain kartu). Kemarin pandemi, ada M juga, melarat. Kita di Keluarga Puri, salah satu nilai yang paling penting, menyama braya. Semua M."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih dari anggota tubuh tangan, Cok Wah mendapatkan filosofi lain yang dibagikannya kepada detikHOT. Ada nilai lain yang didapatkannya, dari perbedaan ukuran lima jari tangan manusia.
![]() |
"Jari tangan ukurannya beda-beda, kenapa Tuhan menciptakan seperti itu? Coba kita berpikir dengan kondisi di zaman sekarang. Contohnya, lima jari ini sama dengan lima agama, misalnya ibu jari agama Islam, apakah agama Islam tidak penting? Bagaimana kita beraktivitas tanpa ibu jari? Makan aja nggak nyaman. Terus, apakah agama Hindu yang kecil ini jadi tidak penting? Coba tangan kita tanpa kelingking, bagaimana jadinya? Artinya apa? Tuhan menciptakan kita semua sama, hanya bentuk dan jalannya saja yang berbeda-beda."
"arena belum pernah sampai saat ini, saya mendengar orang Hindu ketika dia sembahyang, dia mendoakan 'De Batara Sang Hyang Widhi, semoga kami (Hindu) selamat dan agama lain mati. Begitu juga sebaliknya, Umat Muslim juga tidak pernah mendoakan teman-temannya mati. Ketika Umat Hindu punya hajatan, upacara, seharusnya turut mengundang umat dari agama lain, supaya nggak ada praduga negatif.
Setelah ini, Cok Wah akan berbicara mengenai masa muda yang menurutnya, cukup nakal. Menikmati pemandangan pantai di Kuta, hingga merantau ke Australia menempuh pendidikan universitas. Selengkapnya hanya di detikHOT.
![]() |
(mif/nu2)