Kata Ustaz: Istri Bukan Tawanan, tapi Semua Harus Seizin Suami

Kata Ustaz: Istri Bukan Tawanan, tapi Semua Harus Seizin Suami

Tim detikcom - detikHot
Kamis, 13 Okt 2022 06:00 WIB
Habib Muhammad Syahab
Habib Muhammad Syahab. Foto: dok. Capture Islam Itu Indah
Jakarta -

Apa pun yang ingin dilakukan istri harus seizin suami. Apakah ada sesuatu yang bisa dilakukan istri tanpa izin suami?

Dari cerita panjang masalah rumah tangga Lesti Kejora dan Rizky Billar, ada satu yang menarik. Meski tengah bermasalah dan melaporkan suami ke polisi karena dugaan KDRT, Lesti yang ingin pergi umrah, tetap meminta izin ke Rizky Billar.

Lesti Kejora tetap menyempatkan diri meminta izin pergi umrah melalui WhatsApp. Apa yang dilakukan Lesti Kejora tetap mematuhi adab sebagai istri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata Ustaz mengambil nasihat dari Habib Muhammad Syahab dalam Islam Itu Indah. Dia menyebut meski apa pun yang dilakukan istri harus dengan izin suami, perempuan itu bukan tawanan.

Perempuan itu dimuliakan dan diperlakukan bak seorang permaisuri atau putri. Tidak boleh pergi sendiri sembarangan, itu semua demi kebaikan dan keamanan.

ADVERTISEMENT

Berikut penjelasan lengkap Habib Muhammad Syahab:

Sebenarnya bukan tawanan ya, tapi ini dimuliakan. Bukan tawanan. Salah satu contoh, di zaman Jahiliyah jangankan izin bahkan diusir dari rumah, silakan pergi, bahkan kalau lagi datang bulan tidak boleh dekat-dekat dengan keluarganya, tidak boleh makan bareng, tidak dihormati.

Datanglah di zaman baginda Muhammad SAW wanita bukan jadi tawanan, tapi dimuliakan seperti permaisuri, seperti putri. Diagungkan, tidak boleh keluar sembarangan, diberi nafkah, lagi haid dimuliakan tetap bisa makan bareng. Ini di zaman Baginda Muhammad SAW.

Jadi artinya ingin meluruskan bukan sebagai tawanan, tapi pingitan. Kalau orang mau jadi pengantin baru, perempuan dipingit. Saya mau garis bawahi sedikit, perempuan mulia ini bukan hanya sebagai istri. Waktu dia jadi anak juga dia tidak bebas.

Kita seorang ayah punya anak perempuan, mau kemana dia harus izin. Harus ditemani oleh mahramnya. Jadi bukan dari sebagai istri saja, perempuan dimuliakan dari dia seorang anak cuma pindah izin tanggung jawab ini dari seorang ayah ke seorang suami. Tadinya dia minta izin ke ayahnya, sekarang dia minta izin ke suaminya.

Di adab-adab sekarang ini kan, suami memuliakan perempuan dia harus menggauli perempuan itu dengan baik, seorang suami ini wajib menafkahi dengan baik.

Riwayat Abu Darda' bilang gini, kata Syekh Ibrahim bin Adham dia kalau bilang sama istrinya, kata Abu Darda' gini sama istrinya 'Apabila engkau marah maka aku akan membuat engkau cepat rida kepada aku, tapi kita aku marah buatalh aku cepat rida terhadap engkau.' Ini kan hebat artinya.

Nah ini adab-adab seorang istri terhadap suami. Walaupun tadi yang ditanyakan, 'Apakah semua perlu izin?' Seperti yang kita bahas tadi intinya pada dasarnya wajib izin kepada suami karena suami tanggung jawab sudah berganti dari ayahnya kepada suaminya.

Intinya harus izin ke suami. Tapi, ada nggak yang tidak izin ke suami. Misalnya memasak, masa dia harus izin ke suami karena memang sudah tanggung jawabnya dia memasak. Dia mau ke pasar, dari awal izin tapi sudah terbiasa yang dia ke pasar, cari sarapan, cari jajan.

Jadi bukan tawanan, tapi dimuliakan. Bahkan terkadang kalau dengan ayah kita lebih takut, kalau suami kita lebih bisa negosiasi.




(pus/wes)

Hide Ads