.webp)
Saat banyak selebriti yang sengaja mengajak anaknya untuk terlibat dalam proyek mereka, Idris Elba justru berbeda. Ia tetap mementingkan profesionalitas di atas nepotisme.
Hal itu tercermin lewat film terbarunya yakni Beast, di mana ia menjadi seorang dokter yang memiliki dua orang putri yang berlibur ke Afrika Selatan untuk napak tilas kenangan mendiang istrinya.
Momen liburan itu pun berubah mencekam setelah kehadiran singa ganas yang memburu dan membunuh semua manusia yang ditemuinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata putri Elba yang berusia 20 tahun mengikuti audisi untuk memainkan salah satu karakter anaknya di dalam film, tetapi dia gagal mendapatkan peran itu karena chemistry-nya dengan ayahnya dianggap kurang.
Menurut Elba, dia berhenti berbicara dengannya selama tiga minggu setelah dia kehilangan peran.
"Dia ingin menjadi aktris dan dia mengikuti audisi," kata Elba di The Breakfast Club.
"Dan Anda tahu, pada akhirnya itu bermuara pada chemistry. Anda tahu, putri saya, dia hebat, tetapi hubungan dalam film dan hubungan dengan putri saya adalah - chemistry itu tidak tepat untuk film, cukup aneh. Putri saya tidak berbicara dengan saya selama sekitar tiga minggu."
Produser Beast Will Packer mengatakan penampilan putri Idris Elba sangat baik dalam audisi dan sangat dekat untuk mendapatkan peran dalam film, namun ia menyebutkan alasan yang sama dengan Idris Elba.
"Idris benar, beberapa nuansa hubungan kehidupan nyata kadang-kadang tidak berjalan dengan baik di layar."
Packer menekankan bahwa putri Elba tetap ramah meskipun tidak mendapatkan peran itu. Ia bahkan tetap menghadiri pemutaran perdana Beast bersama ayahnya.
"Saya sangat bangga padanya bisa melalui itu, Anda tahu apa yang saya maksud," kata Elba.
"Dan kemudian (ia) tidak mendapatkan peran, tetapi tetap datang ke pemutaran perdana."
Aktris baru Iyana Halley dan Leah Sava Jeffries yang mendapatkan peran sebagai putri Idris Elba di Beast dan mereka baru-baru ini menceritakan soal peran mereka dalam film selama wawancara dengan Variety.
"Kami berdua adalah gadis berkulit coklat, berkulit gelap dan kami jadi bintang utama di sebuah film, dan itu bukan sesuatu yang merendahkan," kata Halley.
Ia pun mengungkapkan jika dirinya berharap di masa depan ada lebih banyak lagi gadis-gadis berkulit hitam yang dapat porsi lebih besar di dalam film. Tidak hanya sebagai teman banyol sang bintang utama.
"Saya ingin melihat mereka digambarkan sebagai karakter yang pintar dan menjadi nomor satu," tambah Jeffries, yang juga memiliki peran utama dalam serial Percy Jackson di Disney+ yang akan datang.
(ass/tia)
