Kata Ustaz: Menitipkan Anak ke Orang Tua Ada Syaratnya, Jangan Sampai Dosa

Kata Ustaz: Menitipkan Anak ke Orang Tua Ada Syaratnya, Jangan Sampai Dosa

Tim detikcom - detikHot
Jumat, 24 Jun 2022 06:05 WIB
Closeup shot of a baby holding their grandparents hand
Narasi anak bersama kakek dan neneknya Foto: Kakek dan cucu
Jakarta -

Banyak orang tua yang was-was ketika meninggalkan anak untuk bekerja. Dilema untuk menitipkan anak ke pengasuh atau orang lain, kakek dan nenek seringkali menjadi tempat untuk orang tua menitipkan anak-anaknya.

Dalam Islam ternyata tak bisa sembarangan menitipkan anak ke kakek dan neneknya begitu saja. Kata Ustaz mendengar nasihat dari Ustaz Maulana, Habib Usman bin Yahya, dan Ustaz Syam Elmarusyi, bagaimana bila orang tua memilih menitipkan anak ke orang tua.

Ketiganya mengingatkan adanya hal yang sangat harus diperhatikan oleh orang tua saat menitipkan anak ke kakek dan neneknya. Jangan sampai keputusan tersebut justru menyusahkan kakek neneknya, dan membuat orang tua berdosa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut penjelasan lengkap Ustaz Maulana:

Berkaitan tentang menitipkan anak ke neneknya, dalam hal ini menitipkan anak kita ke orang tua. Gimana nih, ada nggak syaratnya?

ADVERTISEMENT

Tidak bisa dipungkiri dalam hidup ini pasti ada dan tidak sedikit orang menitipkan anaknya ke orang tuanya. Mohon izin kalau dari pihak saya, ibu saya pernah berucap, 'Saya sudah melahirkan 13 anak dan banyak anakku dan saya tidak mau lagi memelihara cucu.' Sudah diberi tahu dan kami berkomitmen tidak ada menitipkan anak ke Umi.

Tapi, ternyata yang terjadi pada diri saya adalah menitipkan anak ke neneknya. Mohon maaf, beliau yang meminta, bukan saya. Saya cuma diam, terus bilang 'Jangan ambil cucu-cucuku.' Tapi, alhamdulillah setahun kemudian, beliau melepaskan untuk saya bawa ke Jakarta.

Mohon izin ada syaratnya, ingat kalau bicara syarat untuk menitipkan anak yang penting jikalau beliau menikmati atau jadi hiburan untuk beliau, itu boleh. Kalau sesuatu yang menyenangkan buat dia, aman.

Ada memang nenek yang masih lincah, status nenek tapi masih muda. Dia senang memegang cucunya. dalam hal ini kadang kala dia hidup sendiri, suami sudah berpulang ke Rahmatullah, maka dia terhibur bila ada cucu. Bahkan mereka terbantu kalau ada cucu, justru mereka yang butuh.

Jikalau mereka meminta, itu boleh. Jikalau mereka merasa terhibur itu boleh. jikalau mereka menikmati, itu boleh. Dan, ingat tetap menjaga jangan sampai sudah masuk kategori menyusahkan atau menyulitkan.

Kita titipkan anak, tujuannya dilihat, misal untuk menuntun neneknya. Tugas saya dulu alhamdulillah menuntun nenek saya ke masjid, mau ke rumah Om, mau ke rumah Tante.

Dititip untuk membantu bukan untuk menyulitkan. Untuk menghibur.

Di halaman selanjutnya, nasihat Habib Usman bin Yahya untuk orang tua yang titipkan anak ke kakek dan nenek.

Habib Usman bin Yahya mengingatkan untuk memahami kondisi kakek dan neneknya sebelum menitipkan anak. Berikut nasihatnya:

Allah SWT berfirman di dalam Al Quran, jelas bahwasannya Allah SWT memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Allah SWT. Dan juga kita berharap dan berkehendak dengan kehendak kita kepada Allah SWT bahwasannya kita berbuat baik kepada orang tua kita.

Ya Allah saya harus berbuat baik kepada orang tua kita karena perintah Allah SWT.

Suami Kartika PutriHabib Usman bin Yahya Foto: dok. Istimewa

Ketika seseorang mengerti dan memahami bahwasannya orang tua kita sudah lanjut usianya. Kita harus menjaganya, menghormatinya, menyayanginya, jangan bantah, jangan kamu membentak, atau mengucapkan kata-kata kasar. Apalagi di situ kamu menitipkan anak kamu. Kita nggak boleh nih menyusahkan.

Orang tua itu harus kita kasihi, sayangi, hormati, dan macam-macam semua untuk orang tua. Karena apa? Dia yang sudah melahirkan kita, mendidik kita, dia yang sudah capek pada zaman dulunya.

Ini sekarang, orang tua waktunya ibadah. Bukan waktunya urus anak kecil. Kasihan karena sudah kecapekan, energinya sudah nggak kuat, apalagi anaknya lincah. Akhirnya apa, orang tuanya pusing sendiri, stress sendiri.

Orang tua sudah waktunya ibadah, waktunya zikir, kaget lagi cari cucunya. ini yang harus kita pahami. Jangan sampai waktunya orang tua kita sudah enak-enak, sudah waktunya mendekatkan diri kepada Allah SWT, waktunya ke majelis taklim, waktunya salat malam, waktunya khatam Al Quran lagi, eh ini harus menyuapkan anak lagi, ngejar-ngejar, ngajak main.

Kasihan. Karena waktunya sudah berbeda, tulang sudah beda, bahkan pemikiran orang tua itu kalau misalkan benar senang kalau melihat cucu sejam dua jam. Coba kalau 3 jam, 4 jam, coba kalau 8 jam.

Oleh karena itu, biarkanlah dia ibadah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jangan kita membebaninya lagi. Waktunya kita memanjakan, dengan kata-kata dan kalimat baik, tingkah laku yang baik.

Selanjutnya, Ustaz Syam Elmarusyi mengingatkan menitipkan anak ke kakek dan neneknya jangan sampai timbulkan dosa.

Ustaz Syam Elmarusy mengingatkan kepada orang tua tentang dosa yang berpotensi terjadi ketika kita memutuskan menitipkan anak ke kakek dan neneknya. Duh! Berikut penjelasan lengkapnya:

UlamaUstaz Syam Elmarusy Foto: dok.Instagram Ustaz Syam Elmarusyi

Kemungkinan dosa yang terjadi ketika seorang anak menitipkan anaknya ke orang tuanya, artinya cucu dititipkan ke kakek dan neneknya. Adakah potensi dosanya? Ada. Bahkan dikatakan ada beberapa dosa yang kemungkinan terjadi.

Satu, dosa kepada Allah SWT. Anak itu titipan Allah kepada orang tua. Bukan titipan Allah kepada kakek nenek. Jadi bisa jadi dosa amanah kepada Allah, amanah Allah kepada kita lalu kita pindahkan kepada orang lain.

Dikatakan dalam Al Quran, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Siapa yang diberikan tanggung jawab ini? Ya orang tuanya. Kalau dia membebankan kepada orang lain, yaitu kakek neneknya, maka dia satu berdosa amanah pada Allah SWT. Ini kemungkinan karena tadi dibahas ada juga orang tua yang senang dititipkan cucu.

Dua, dosa kepada orang tua itu sendiri. Mungkin ada orang yang sengaja menitipkan, (karena) kita mau jalan berdua ini, kita mau main berdua ini, akhirnya anak dititipkan ke orang tua. Mau couple times. Kalau sudah punya sesuatu, misalnya anak dimasukkan ke pondok, anak sudah masuk pondok, anak sudah masuk sekolah, mau couple times silakan.

Tapi kalau sengaja mengambil satu atau dua hari, bahkan seminggu couple times, lalu menyusahkan orang tua itu bisa dosa ke orang tua.

Ketiga, dosa kepada anak itu sendiri. Anak punya hak mendapat tanggung jawab pendidikan, nafaqoh pendidikan, nafaqoh materi non materi dari orang tuanya. Kenapa beban ini kita bebankan ke orang lain, maka orang tuanya juga berdosa kepada anak ini.

Bisa jadi dosa kepada masyarakat, karena dikatakan kalau anak dititipkan ke kakek neneknya lebih galak kalau sama orang tuanya. Kalau sama kakek neneknya segalanya boleh. Orang tua larang anak beli permen, nenek beliin. Orang tua larang anak beli es karena takut batuk, kakek beliin. Akhirnya semua dituruti, bisa jadi sampai besar dia kebablasan. Bisa dosa ke masyarakat akibat menitipkan anak ke kakek neneknya, anaknya jadi bablas.




(pus/wes)

Hide Ads