Jesse Choi sedang mencuri perhatian. Pria Korea yang tinggal di Amerika Serikat itu kini sudah memutuskan pindah ke Jakarta. Sudah beberapa bulan Jesse Choi menetap di sebuah apartemen di Jakarta. Dia pun terpesona dengan langit senja Ibu Kota.
Hal itu diungkapkan oleh Jesse Choi dalam sebuah memoar yang ditulisnya di situs medium.com. Dalam tulisan tersebut, dia mengungkapkan alasan kepindahannya ke Jakarta. Namun, yang tidak kalah mencuri perhatian adalah tulisannya soal pemandangan langit sore Jakarta.
"Ini adalah pemandangan matahari terbenam yang dramatis dari jendela apartemenku," tulisnya dilihat pada Senin (23/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kamera ponselku tidak menangkap pesonanya dengan baik, tapi ada sesuatu tentang langit Jakarta yang temperamental, yang melukiskan warna magenta dan keemasan paling terang yang pernah kulihat," lanjut dia.
Foto yang dipotret dan diunggah Jesse Choi di memoarnya diambil dari ketinggian. Tampak pemandangan kota Jakarta dari atas dengan atap-atap bangunan pendek di bawahnya dan gedung-gedung tinggi lain di sekitarnya. Awan berarak berwarna keabuan, cahaya matahari sore bersinar di balik awan memberi kesan warna keemasan yang ciamik.
Jesse Choi juga menuliskan kedatangannya pertama kali ke Jakarta, mengomentari kemacetan dan banyaknya taksi dan sepeda motor. Dia juga menyebutkan tidak sedikit orang yang terkejut mendengar pengakuannya yang lebih suka menyetir sendiri di Jakarta.
"Aku selalu suka menyetir bahkan di tengah kemacetan," katanya lagi.
Pemandangan lain kota Jakarta juga disoroti Jesse Choi. Di antaranya warung-warung kecil di pinggir jalan yang menjual rokok, jual sate pinggir jalan, dan juga tukang kopi sachet. Pemandangan pegawai kantoran dengan batik juga mencuri perhatiannya.
Jesse Choi juga membandingkan harga makanan di Jakarta dengan makanan paling murah di California. Juga bagaimana orang Jakarta punya kebiasaan bersosialisasi di Mal dan kebanyakan orang di sini berkomunikasi lewat WhatsApp.
"Secara budaya, Jakarta tidak seperti tempat lain yang pernah aku tinggali. Orang Indonesia memegang teguh gotong royong dan sopan santun, berbeda dengan orang Amerika yang individualistik," tutupnya.