RICMA di Antara Pacaran, Poligami dan Musik Haram

RICMA di Antara Pacaran, Poligami dan Musik Haram

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Jumat, 22 Apr 2022 18:31 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan Kepgub terkait perpanjangan PPKM level 4. Salah satunya mengatur soal operasi tempat ibadah.
Masjid cut meutia Foto: Andhika Prasetia/Detikcom
Jakarta -

Sebagai remaja masjid, RICMA (Remaja Islam Masjid Cut Meutia) memiliki kontroversi yang cukup menghebohkan. Hal itu disebabkan oleh tema kajiannya yang tak biasa, serta gelaran festival musik yang dilakukan di pelataran masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat.

Muhammad Husein, selaku Ketua Umum RICMA saat ini bercerita. Di tahun 2016, salah satu tema kajiannya menuai kehebohan karena bertemankan Tuhan Izinkan Aku Berpacaran. Padahal menurut Husein, apa yang dibahas di dalam kajian tersebut sama sekali bukan merujuk pada hal-hal yang negatif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apa yang dibahas adalah ketika Tuhan mengizinkan kita, manusia, mendekat diri kepada-Nya Sang Pencipta, tapi juga mendekatkan diri kepada manusia. 'Hablum minannas' dan 'Hablum minallah', Vertikal - Horizontalnya dapat semua. Sehingga, untuk next dalam kehidupan lo Insya Allah sudah aman," jelas Husein saat berbincang dengan detikHOT.

ADVERTISEMENT

RICMA memiliki dua jenis waktu kajian, satu minggu sekali, setiap hari Minggu, yang hanya bisa diikuti oleh anggota RICMA dan satu bulan sekali yang dapat diikuti oleh umum. Ada tiga ustaz yang kerap memimpin kajian. Mereka adalah Ustaz Agil Badruddin, Ustaz Alfie Alfandy dan Habib Husein Ja'far Al Hadar.

"Kami memilih ustaz yang bisa menerima anak muda, dengan bahasa sehari-hari, fikih. Dakwahnya yang anak muda banget," kata Husein.

Kegiatan utama RICMA, Ramadhan Jazz Festival juga sempat mendapatkan sorotan. Pasalnya, festival musik yang sudah berlangsung selama 11 tahun itu dinilai salah karena digelar di halaman masjid.

"Banyak juga yang nggak mendukung dan setuju dengan adanya Ramadhan Jazz. Mungkin ketika Ramadhan Jazz dibikin oleh swasta, bisa lebih mudah diterima. Tapi ketika dibikin oleh remaja masjid, ini yang agak kontra, apalagi dibikinnya di pelataran masjid juga. Ini yang menjadi tantangan buat kita. Kita mengukur baik buruknya, sebenarnya banyakan baiknya. Semua yang buruk semaksimal mungkin kita buang, kita maksimal kebaikannya."

"Remaja masjid bikin festival musik di halaman masjidnya, diharam-haramkan. Buat kita, lo masuk ke masjid saja sudah nilai tambah. Orang yang mengharamkan aja belum tentu masuk ke masjid."

Isu mengenai poligami juga erat dikaitkan dengan Islam, tua dan muda tidak terkecuali. Beberapa waktu lalu, warganet sempat dihebohkan dengan kemunculan mentor poligami. Lantas, sebagai remaja masjid yang kerap menjadi rujukan, apa pandangan RICMA terkait hal tersebut?

"Sebetulnya ini mengenai perbedaan pendapat. Ketika orang menjalankan poligami dan semua lingkup sekitarnya mendukung, it's okay. Tapi, ketika tidak mendukung, jangan mengharamkan. Tidak mendukung hak lo, mendukung juga hak lo. Perbedaan itu kita hargai," tutup Husein.



Simak Video "Video: Amankah Olahraga di Waktu Sahur?"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads