Makki Omar Parikesit, melakukan ekspedisi untuk mendaki tujuh Gunung di Indonesia pada akhir 2021.
Ketujuh gunung itu di antaranya adalah Gunung Ceremai, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Lawu, Gunung Arjuno, Gunung Welirang, hingga Gunung Rinjani.
Kegiatan ekspedisinya itu ia dokumentasikan dalam sebuah karya semi dokumenter yang akan tayang pada stasiun televisi swasta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, konten tersebut tidak hanya pendakian gunung biasa, namun ada juga kegiatan dan interaksi dengan warga sekitar untuk membuat sebuah karya.
"Kontennya akan fokus ke kegiatan pecinta alam, outdoor, dan kegiatan yang terkait. Misalnya kayak kemarin kita bikin pelatihan, bikin perpustakaan, kita bikin pengelolaan sampah dengan harapan yang kemarin itu bisa jadi template, diulang ke depannya," kata Makki Parikesit saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Menurut Makki, ada beberapa gunung yang menurutnya sulit karena memang medannya yang terjal dan juga jalurnya yang panjang.
"Yang paling susah itu Sindoro. Karena medannya cukup terjal. Yang paling panjang itu Rinjani, karena tracknya panjang dan kita lintas, naik dari Sembalun, turun di Torean," terang Makki.
Selain itu, pria yang sudah genap berumur 50 tahun ini pernah terkena badai saat di Sindoro yang membuatnya sulit tidur dan kurang beristirahat.
"Ada kena badai, ada gue kurang tidur, ada memang terjalnya, karana summit tengah malam, pas di daerah yang gue lagi sulitnya. Jadi, di gue merasa berat banget," terang Makki.
Tak hanya di Sindoro, Makki juga menyebut sempat terkena badai juga di Plawangan dan Rinjani yang membuat tendanya hampir terbawa badai.
"Nggak cuma Sindoro sih, kena badai lagi di Plawangan, di Rinjani, pas Kota ngecamp, malamnya tendanya hampir kebawa angin. Kencang banget. Sampai mau rubuh gitu. Itu kejadiannya sebelum summit," jelasnya.
Kemudian, Makki juga sempat mengalami cedera saat mendaki Ceremai. Ia mengaku mengalami keseleo karena salah injak hingga terjatuh.
"Di Ceremai, di Ceremai kaki gue keseleo," ujar Makki.
"Jatuh, salah injak, kecapean. Tapi, Ceremai itu satu satunya gunung yang diperjalanan gue ini yang kita tektok. Naik dan turun di hari yang sama," imbuhnya.
Pengalaman-pengalaman ekspedisinya tersebut ia sampaikan melalui film semi dokumenter tersebut. Semuanya memiliki cerita masing-masing.
"Semuanya punya cerita yang khas, yang gue jatuh di sini, yang gue mancing di Segara Anak, dapat ikan lumayan, buat makan. Tapi ya intinya, akumulasi dari semua cerita itu yang coba kita sampaikan di dokumenter ini," tutur Makki lagi.
"Intinya, gue cuma pengin memperlihatkan apa yang gue lihat," sambungnya.
(wes/wes)