Jakarta Selatan dan seluruh komoditas pergaulan di dalamnya tidak pernah kekurangan topik untuk dibahas. Tempat-tempat di dalamnya, kemeriahan sampai orang-orang di dalamnya, baik mereka yang berkunjung sebagai tamu, atau para pemilik usaha.
Layaknya sebuah kerajaan, Jakarta Selatan kini menasbihkan salah satu warganya menjadi representasi mereka. Seorang anak muda laki-laki, berusia 25 tahun, yang menyebut dan disebut, Pangeran Jaksel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pangeran tersebut bernama Ranggaz Laksmana. Penikmat kemeriahan di pusat pergaulan Jakarta mungkin juga Indonesia. Sekaligus pemilik belasan unit usaha yang bergerak di bidang gaya hidup, yaitu; Tempat nongkrong yang dimilikinya antara Swillhouse, Billions Jakarta, Wa Chu Want, Vol dan Kilo Jakarta. Nama-nama itu berada di bawah grup bernama Swillfam, terletak di area Gunawarman sampai SCBD, Jakarta Selatan.
![]() |
Selain itu, Ranggaz juga tercatat sebagai pemilik atau kolaborator dari beberapa produk makanan, seperti Sliced Pizza dan ON-MEE Mie Bakar bersama Joshua Suherman. Di luar makanan, dia juga memiliki usaha retail bekerjasama dengan Jefri Nichol yang bergerak di kategori personal care, bernama Pede Everyday.
Ranggaz Laksmana juga merupakan rekan bisnis komedian Andre Taulany untuk proyek media alternatif di YouTube TaulanyTV dan Muse Media. Bersama Andre juga, Ranggaz mengelola usaha pakaian bernama Kabain. Sampai urusan jasa cuci dan membenarkan sepatu-tas juga ada, bernama Fa8ric yang terletak di Pondok Indah Mall dan Senopati. Lagi-lagi Jakarta Selatan.
Bagaimana seorang Ranggaz Laksmana bisa memiliki itu semua dan menjadi 'penguasa' di Jakarta Selatan? Kepada detikHOT, bertempat di Shots Coffebar, salah satu usahanya juga, Ranggaz bercerita panjang dan lebar, tentang pergaulannya, gelar pangeran yang diterimanya, serta jadwal pestanya di tiap minggu.
![]() |
"Gue itu cari duit pertama kali dari musik, jadi DJ sama Al Ghazali. Namanya dulu DJ Al Ghazali with Ranggaz. Terus proyeknya nambah orang, jadi bertiga, ada gue, Al dan Gibran. Nama panggungnya 3DM. Mulai karier dari situ, sekitar SMA kelas 2 gitu. Dari situ baru ya katanya populer di Instagram. Akhirnya mau nggak mau ya bikin konten, bisa dibilang jadi konten kreator. Temen gue, Nazla Alifa, bikin manajemen gitu, gue join dan mulai tuh dari situ dibantu dan lain-lain. Secara konten lebih terarah lah," buka pria kelahiran Maret ini.
"Mulai bisnis pertama kali 2018, Swillhouse pertama kali. Waktu itu umur 21 tahun, ngerjain itu sambil kuliah. Ketika kami berhasil bisa meramaikan tempat itu, everyone happy. Gue-nya kerjanya ulet juga, dari situ teman-teman ngeliat oh ini Ranggaz bisa diajak nih, bisa dipercaya dan terbukti."
Tentunya, semua usaha tersebut bukan sepenuhnya dimiliki oleh Ranggaz. Dia menjadi bagian shareholder atau para pemilik lewat sejumlah investasi. Biasanya, dia berkolaborasi dengan dengan 3-7 orang untuk mengelola hal tersebut. "Semua sih dari kenalan, pergaulan. Gue semuanya memang diajak. Idenya justru datang banyak dari partner," sambungnya.
![]() |
Dengan latar belakang itu kemudian munculah citra Pangeran Jaksel. Di sosial media Instagramnya, @ranggazlaksmana yang diikuti lebih dari 80 ribu orang, dia menuliskan gelar tersebut sebagai penegas. Lantas, bagaimana cerita awalnya?
"Julukan itu datang dari rekanan gue. Bisa dibilang gue bergaul di Jaksel, hampir tidak pernah keluar dari Jaksel. Nah, tiap pergi ke suatu tempat, ada aja yang kenal. Dianggap lah nih si Ranggaz di Jaksel kenal banyak orang. Terus tempat-tempat gaul di Jaksel sekarang, ada guenya lagi main atau kalau nggak, gue yang punya. Jadi dianggap Jaksel gue yang lah. Yaudah, gue pikir yang memang banyak kenal orang sih gue, banyak teman kan banyak rezeki. Dan karena gue masih muda jadilah disebutnya Pangeran," cerita anak muda lulusan Marketing Management, BINUS International itu sembari tertawa.
Untuk menegaskan gelar tersebut, Ranggaz bercerita perjalanan mengikuti pergaulan dari tahun ke tahun. Dimulai dari Kemang, yang kemudian bergeser ke SCBD lewat tongkrongan di bar seperti Lucy in the Sky, Potato Head Garage dan Fable. Dan kini, berkerumun di Jalan Wolter Monginsidi-Gunawarman-Senopati-Suryo.
Sebagai pangeran, tentu tidak berlebihan jika bertanya apa pandangannya atas glorifikasi area tersebut yang dicap sebagai pusat pergaulan anak muda. Beberapa menganggap Kawasan Jakarta Selatan sebatas bisnis semata, beberapa lainnya mengilhami sebagai mental dan jati diri. Bagaimana menurut Sang Pangeran?
"Apa yang tren di Jaksel, yang lain akan ikut. Jaksel sekarang adalah trendsetter. Di Jaksel semua ada, dari tempat sampai anak gaulnya tinggal di Jaksel. Lo mau yang heboh dan hedon semua di Jaksel," ujar Ranggaz.
![]() |
Jika merujuk pada tempat-tempat yang dimilikinya, Pangeran Jaksel menawarkan identitas tersendiri yang dijamin dapat menjadi magnet bagi calon pengunjung.
"Lo kalau mau gaul, bertemu orang-orang baru, cari keramaian, datang ke tempat gue. Mau lihat siapa atau mau ketemu siapa, mau jadi gaul, datang ke tempat gue. Kalau lo mau hits, ke tempat gue," katanya sembari tertawa.
Dua tahun terakhir, kawasan pesta di Wilayah Jakarta Selatan memang tidak seramai biasanya. Banyak penyesuaian baru akibat pandemi yang belum kunjung usai. Meskipun begitu, Ranggaz yakin napas Jaksel masih panjang dan akan segera kembali.
"Jaksel sebagai pusat pergaulan akan panjang umur. Karena sudah menjadi trendsetter dari berbagai wilayah di Indonesia," pungkasnya.
Sebagai Pangeran Jaksel, kami meminta jadwal pesta Ranggaz Laksmana setiap minggunya. Selain itu, akan hadir juga cerita Ranggaz tentang pergaulan sosial yang akan membawanya ke posisi salah satu menteri di Indonesia. Seperti apa? Simak terus berita selengkapnya hanya di detikHOT.
(nu2/nu2)