Nirina Zubir beserta keluarga besar mengaku jadi korban mafia tanah. Akibatnya, keluarga tersebut harus kehilangan enam properti yang diperkirakan mencapai Rp 17 miliar.
Penggelapan aset tersebut melibatkan si asisten rumah tangga, Riri Khasmita, dan empat tersangka lainnya.
Sebelumnya, almarhumah ibu Nirina Zubir, Cut Indria Marzuki, mempercayakan surat-surat aset berharga kepada Riri Khasmita.
Menurut pengacara Riri Khasmita, dasar kepercayaan tersebut adalah Riri telah dianggap anak oleh almarhumah.
"Kalau anak angkat itu karena sudah ada hubungan baik, artinya pun sudah memberikan kesaksian bahwa Riri ini adalah anak kesayangan Ibu Cut. Kenapa timbul rasa sayang, tentu ada hubungan baik, sehingga segala sesuatu ada yang dipercayakan pada Riri Khasmita ini," ungkap Syakhruddin, pengacara Riri Khasmita, saat ditemui di Polres Jakarta Barat, Rabu (24/11).
Syakhruddin juga menambahkan bagaimana kronologi awal almarhumah ibu Nirina Zubir bertemu dengan Riri Khasmita.
"Kalau dari klien saya, nggak begitu ya. Mungkin berawal karena orang tuanya tetanggaan, daripada di tempat lain, mending di situlah, karena orang tua saling kenal. Ya membayar, hingga dua bulan lalu masih bayar. Disekap di situ pun masih dipaksa membayar oleh keluarga Nirina," tutur Syakhruddin.
Lebih lanjut, Syakhruddin menegaskan Riri Khasmita bukanlah asisten rumah tangga (ART), melainkan berawal dari seorang anak kos yang perlahan mendapatkan kepercayaan dari almarhumah.
"Riri bukan ART, dia anak kos di situ dia membayar kok. Ada bukti pembayarannya. Andaikan dia ART, pasti digaji, ini nggak. Dia malah membayar, berarti anak kos murni, cuma karena ibu ini selalu sendirian di tempat itu, kemudian ibu ini dan Riri selalu ada di situ awalnya disuruh beli makan sampai ada kedekatan sampai dipercaya urus surat-surat," tegas Syakhruddin.
Simak video 'Polisi Tangkap Notaris Kasus Mafia Tanah, Nirina Zubir: Alhamdulillah':
(dar/dar)