Di luar aktivitasnya sebagai penyanyi, diva pop Tanah Air, Rossa menunjukkan kepeduliannya terhadap isu lingkungan dan pendidikan anak. Ia antusias ikut ambil bagian saat dipercaya menjadi salah satu pengisi suara untuk karakter animasi dalam sebuah pameran bertema kepedulian terhadap lingkungan, Pipilaka Art and Immersive Exhibition.
Ditemui dalam pembukaannya di Sarinah, Jakarta Pusat, Rossa mengaku terlibat sebagai dubber dari salah satu karakter semut yang ada dalam pameran tersebut. Menurutnya, penting untuk ikut ambil bagian dalam program yang mengedepankan isu lingkungan.
"Ini adalah sebuah tempat art exhibition, ada digitalnya, ada imersif-nya, ada aktivitasnya untuk anak-anak mengenal bagaimana kita harus menjaga lingkungan, menanam pohon, dan juga membuang sampah. Karena seperti yang kita tahu, membuang sampah itu harus didasari dari masa kecil sekali, supaya anak-anak terbiasa membuang sampah-sampah mereka ke tempat sampah," ungkap Rossa, kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Raisa dan Hamish Daud Cerai! |
"Dan menurut aku ini adalah sebuah experience yang edukasinya luar biasa buat anak-anak dan menanamkan bahwa mereka akan mencintai bumi. Sedih sekali dengan apa yang terjadi hari ini kan, bencana di mana-mana. Kita orang dewasa yang saat ini mungkin punya anak, punya keponakan, punya adik kecil, ditanamkan dari sedini mungkin untuk memiliki jiwa untuk menanam pohon, menjaga lingkungan, dan menjaga kebersihan.
Di sinilah di Pipilaka ini diajarkan," sambungnya kemudian.
Selain Rossa, sejumlah selebritas yang turut menyumbangkan suara mereka dalam pameran ini antara lain Cinta Laura, Fadil Jaidi, Soimah, Ringgo Agus Rahman, Dwi Sasono, hingga Nirina Zubir. Menurut Rossa, ia dan sejumlah selebritas yang terlibat terlibat secara sukarela, tanpa dibayar.
"Kita gak ada yang dibayar sama sekali. Ini benar-benar gotong royong," bebernya.
Lewat karakter semut yang ditampilkan, mereka mengajak pengunjung berinteraksi menjaga lingkungan dengan melakukan hal-hal kecil yang bisa memberi dampak besar terhadap alam.
"Jadi semut-semut itu, mereka ngajakin kita buat ngambil-ngambil sampah. Di dalam juga ada hutan-hutanan yang berwarna-warni, sehingga mereka memiliki bayangan soal hutan. Jadi mudah-mudahan mereka ditanamkan dari sini sampai mereka dewasa, bahwa mereka memiliki kewajiban dan kita semua bisa memiliki kewajiban untuk menjaga hutan dan lingkungan," jelas Rossa.
Pipilaka Art and Immersive Exhibition sendiri merupakan sebuah pertunjukan imersif dan instalasi seni yang menggabungkan karya seni patung, teknologi, cerita, dan filosofi hidup. Berlangsung mulai 15 Desember 2025 hingga 8 Maret 2026, event tersebut dipastikan sepenuhnya bersifat sosial. Bahkan, seluruh hasil penjualan tiketnya nanti akan disalurkan untuk pengembangan pendidikan bidang animasi di Indonesia.
"Tiket masuknya 100 persen hasilnya akan kami sumbangkan untuk membangun sekolah animasi digital gratis," ungkap Wahyadi Liem, Founder Pipilaka.
(wes/pus)











































