Anak Nia Daniaty Ngaku Bikin Les Bukan Tes, Korban Beri Bantahan

Anak Nia Daniaty Ngaku Bikin Les Bukan Tes, Korban Beri Bantahan

Asep Syaifullah - detikHot
Rabu, 20 Okt 2021 12:57 WIB
Olivia Nathania saat menyambangi Polda Metro Jaya.
Kasus dugaan penipuan anak Nia Daniaty terus berlanjut. Foto: Noel/detikFoto
Jakarta -

Korban dugaan penipuan Olivia Nathania, Agustin kembali membongkar fakta soal bantahan yang sudah diucapkan anak Nia Daniaty tersebut.

Agustin menjelaskan jika wanita yang akrab disapa Oi itu bahkan menyebutkan jika para pendaftar otomatis langsung mendapatkan NIP (Nomor Induk Pegawai).

"Saya tidak tahu karena ini dibilangnya jalur pengganti prestasi, jadi dia sudah punya NIP. Kalau kata Oi buat apa les orang sudah ada NIP-nya kok," tuturnya kala ditemui di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan pada Rabu (20/10).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, pengacara korban, Odie Hudyanto pun mengatakan jika Oi sempat menjanjikan pada para korban dengan berbagai alasan jika para pemilik NIP yang akan dipakai oleh mereka.

ADVERTISEMENT

"Intinya adalah bahwa Oi itu memastikan dan menjamin bahwa uang yang diberikan oleh korban kepada Oi itu untuk ongkos aja, menggantikan orang yang mundur (jadi CPNS) karena terlibat narkoba, dalihnya," ungkap Odie.

Sebelumnya, Olivia Nathania, putri Nia Daniaty sempat menjelaskan jika dirinya bukanlah calo tes CPNS seperti yang dituduhkan. Ia mengaku jika dirinya hanya memberikan les untuk CPNS.

Olivia pun bersikeras jika dirinya tak melakukan apa yang dituduhkan dan memiliki bukti terkait tempat les yang diurusnya itu.

"Pengajarnya pun ada dan memang saya terima uang dari situ senilai Rp 25 juta per orang. Tetapi dengan nilai Rp 25 juta itu, digunakan untuk apa? Wajar saya punya untung dari situ, tetapi Rp 25 juta ini digunakan untuk les, untuk pengajar, sewa tempat, dan lain-lain," kata anak Nia Daniaty beberapa waktu lalu.

Olivia Nathania bersama suaminya, Rafly Noviyanto Tilaar, diduga melakukan penggelapan, penipuan, dan pemalsuan surat CPNS. Korban disebut mencapai 225 orang dengan total kerugian Rp9,7 miliar.

Polisi pun sudah melakukan gelar perkara dan statusnya naik dari lidik ke penyidikan setelah menemukan unsur tindak pidana dari kasus tersebut




(ass/wes)

Hide Ads